Banyaknya penggunaan plastik dalam proses pengolahan makanan bagi keluarga mesti menjadi bahan evaluasi bersama. Beda halnya dengan saat pengolahan bahan makanan zaman dahulu. Inilah yang ditampilkan Museum Negeri NTB pada Pameran Temporer Alat Rumah Tangga dari tanggal 13 Desember 2024 hingga 13 Januari 2025.
PENJABAT (Pj) Gubernur NTB Hassanudin, Asisten I Setda NTB Drs. H. Fathurrahman, M.Si., Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial Kemasyarakatan Izzuddin Mahili, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB H. Aidy Furqan, M.Pd., Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Hj. Eva Dewiyani, Kepala Dinas Pariwisata Jamaluddin, S.Sos., M.T., Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam SH., M.H., tampak menikmati minuman khas Lombok, serbat.
Dengan dekorasi dapur zaman dahulu dengan tungku tanah. Begitu juga dengan gelas dan tempat air yang menggunakan besi khas tempo dulu dan dilengkapi dengan radio AM/MW/SW ditaruh di atas dipan yang terbuat dari bambu. Daun sirih dan buah pinang pun disiapkan untuk dikonsumsi. Selain itu, ada sayur-sayuran yang ditaruh untuk keperluan memasak sehari -hari masyarakat Sasak.
Operator sound system memutar lagu Tanah Airku karya Ibu Sud seolah-olah kembali ke zaman lampau. Saat di mana masyarakat sambil bekerja dan makan mendengarkan berita yang waktu itu hanya disiarkan RRI. Pj Gubernur Hassanudin bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pun mencoba bernostalgia dengan kondisi masa lalu.
Dengan percaya diri, mantan Pj Gubernur Sumatera Utara ini pun mengambil sirih dan pinang, kemudian dikunyah. Setelah itu, Pj Gubernur Hassanudin meminum air serbat yang disediakan. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Jamaluddin mencoba bernostalgia dengan memasak menggunakan kayu. Begitu juga dengan pimpinan OPD lainnya bernostalgia mengenang masa lalu saat perkembangan zaman dan teknologi belum seperti sekarang ini.
Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam menyampaikan jika sekarang ini alat rumah tangga tradisional bukan hanya sekadar benda, tetapi juga merupakan cerminan nilai-nilai budaya dan identitas masyarakat. Melalui pameran ini, pihaknya ingin mengajak pengunjung untuk memahami pentingnya menjaga warisan budaya sekaligus berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik.
Diakuinya, dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan rumah tangga modern terbuat dari plastik yana berkontribusi pada masalah limbah dan pencemaran lingkungan. Plastik menjadi bahan yang sangat praktis untuk keperluan sehari-hari, namun penggunaan plastik juga dapat mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan manusia melalui mikroplastik.
Menurut data terbaru, Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadapi masalah seri terkait mikroplastik. Pada April 2024, laporan dari Environmental Science & Technology menunjukkan Indonesia menjadi penghirup mikroplastik terbesar di dunia, dengan rata-rata konsumsi mencapai 15 gram per bulan per orang.
Penggunaan plastik sekali pakai dalam peralatan rumah tangga dan kemasan, berkontribusi besar terhadap masalah ini. Untuk itu, pameran ini bertujuan memberikan gambaran pada pengunjung tentang pentingnya kesadaran akan lingkungan dan perlunya mengurangi penggunaan plastik serta dampak negatif dari sampah plastik. Serta, pentingnya kebijakan pemerintah dan pengelolaan sampah plastik.
Pada pameran ini ada 110 buah koleksi yang dipamerkan. Koleksi ini terdiri dari koleksi etnografika, keramologika, dan filologika. Pameran ini tidak hanya menampilkan alat-alat rumah tangga, tetapi juga berfungsi sebagai auto-kritik terhadap penggunaan plastik yang mencemari lingkungan.
Hal senada disampaikan Pj Gubernur NTB Hassanudin. Menurutnya, kearifan lokal adalah aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan dan belajar pada hal-hal masa silam. Diakuinya, kearifan lokal dari alat rumah tangga tradisional menjadi bagian otokritik pada kepedulian lingkungan yang saat ini banyak menggunakan bahan modern, seperti plastik, sehingga penggunaannya harus mulai dikurangi.
Dengan alternatif alat rumah tangga ramah lingkungan, maka harus disosialisasikan dan diberdayakan, karena adanya limbah mikroplastik yang merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat. (ham)