Dompu (Suara NTB) – Hasan alias Heso Bali Bunga warga Konte Kecamatan Kempo yang terseret arus banjir di Dam Roju 2 Desa Konte saat menyelamatkan sapinya pada Minggu, 15 Desember 2024, ditemukan tidak bernyawa di laut Soro oleh nelayan yang hendak melaut, Senin, 16 Desember 2024.
Upaya pencarian Hasan dilakukan tim gabungan dari Kepolisian, TNI, dan warga dilakukan sesaat setelah kejadian terseretnya Hasan oleh banjir diketahui, Minggu siang. Dalam pencarian itu, hanya sapi yang hendak diselamatkan Hasan yang ditemukan tidak bernyawa sekitar 500 meter dari lokasi kejadian. Sementara Hasan sendiri tidak ditemukan.
Upaya pencarian Hasan kembali dilakukan pada Senin pagi yang dipimpin Kapolsek Kempo, Ipda Jubaidin bersama tim gabungan dari BPBD Kabupaten Dompu, Polsek Kempo, Koramil Kempo, dan warga. Pencarian di hari kedua masih difokuskan di sungai Konte hingga ke hulu sungai yang ada di Desa Soro Barat Kecamatan Kempo.
Tim gabungan yang sedang istrahat makan siang di Desa Soro dikagetkan setelah mendapat informasi dari warga. Di Dusun Toro Wuwu Desa Soro ditemukan mayat yang mengapung ke pesisir pantai. “Tadi ada nelayan yang hendak melaut yang menemukan dan dilaporkan ke petugas yang sedang istrahat makan siang,” ungkap salah seorang warga Kempo, Senin kemarin.
Temuan mayat ini langsung ditindaklanjuti oleh tim gabungan dari BPBD, Polsek dan Koramil Kempo bersama warga. Mayat yang sudah mengalami pembengkakan ini ditemukan masih utuh dan lilitan tali parang pada bagian pinggangnya membekas pada bagian perut. Jenazah ini kemudian dibungkus dengan sarung dan dievakuasi ke rumah duka di Desa Konto menggunakan mobil BPBD.
“Saat ditemukan, tubuh korban sudah menunjukkan tanda-tanda pembusukan. Ini menunjukkan dia telah meninggal dunia sejak hari pertama terseret arus (banjir di sungai Konte),” ujar Kapolsek Kempo, Ipda Jubaidin.
Ia pun mengingatkan kepada warga untuk tetap waspada di musim hujan ini. Selain mewaspadai ancaman banjir, wilayah Dompu juga rawan terjadi petir, angin puting beliung, dan tanah longsor. Ketika cuaca tidak memungkinkan, agar tidak berada di luar rumah yang dapat menyebabkan terkena bencana.
Terhadap jenazah Hasan, pihak keluarga menerimanya sebagai musibah. Sehingga tidak dilakukan otopsi. “Keluarga sudah sepakat untuk segera memakamkan beliau,” katanya. (ula)