spot_img
Rabu, Desember 18, 2024
spot_img
BerandaNTBTarget Produksi Pabrik Garam Bima Mencapai 20 Ribu Ton

Target Produksi Pabrik Garam Bima Mencapai 20 Ribu Ton

Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi NTB, Muslim, M.Si., menyatakan pabrik garam yang berlokasi di Desa Pandai, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima ditargetkan dapat memproduksi garam hingga 20 ribu ton per tahun.

Sebelumnya, ia menyatakan pabrik garam ini bisa menghasilkan hingga 10 ribu ton garam per tahunnta. Namun, jika dilihat potensi dari pabrik ini. Dikatakan mampu menghasilkan hingga dua kali lipatnya, yaitu 20 ribu ton.

Pembangunan pabrik yang baru saja rampung bulan Desember 2024 ini dikatakan akan segera diresmikan oleh Pemerintah Provinsi NTB bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Setelah uji coba langsung peresmian dan langsung produksi. Yang meresmikan nanti perwakilan kementerian dan gubernur baru. Kalau cepat uji coba, yaa Pj Gubernur,” ujarnya kepada Suara NTB, Selasa, 17 Desember 2024.

Muslim mengaku, di awal tahun nanti, pihaknya bersama dengan perwakilan KKP akan melakukan uji coba pabrik garam terbesar di NTB ini. Setelah melakukan uji coba, pabrik akan segera meluncurkan produksi perdana.

“Uji cobanya seminggu, maksimal dua minggu dengan berbagai produksi. Ada mungkin target produksinya bisa 10 ribu, bahkan 20 ribu bisa,” katanya

Ia menjelaskan, dengan beroperasinya pabrik garam yang ada di Bima ini dikatakan mampu meningkatkan nilai jual garam yang ada di daerah tersebut. Yang mana pengolahan garam krosok atau garam mentah menjadi garam konsumsi rumah tangga menambah nilai jual dari mineral berbentuk kristal ini.

Dikatakan, adanya pabrik ini menjadi diversifikasi produk garam, yang mana masyarakat baik itu pengusaha atau konsumen garam memiliki pilihan lain, tidak hanya bisa membeli garam krosok, tetapi juga garam konsumsi.

“Dengan adanya produksi perubahan bisa memberikan opsi lain dari sisi pemasarannya. Makanya produksi garam kita di atas 150 ribu ton per tahun. Dengan adanya pabrik akan memberi nilai diversifikasi produk dari garam krosok menjadi beberapa garam konsumsi,” jelasnya.

Yang paling penting menurut Muslim, adanya pabrik ini mampu meningkatkan kualitas garam yang ada di Bima. Yang mana mulanya masyarakat mengolah garam menjadi garam kualitas 2 dan kualitas 3 (K2, K3). Kini bisa diolah menjadi garam dengan kualitas pertama (K1).

“Yang pasti adalah masyarakat yang selama ini dengan peningkatan kapasitas garam olahan maka bahan baku dari garam lokal yang selama ini masuk K2, K3 bisa diambil oleh pengelola pabrik ini menjadi outputnya garam K1,” pungkasnya. (era)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO