Mataram (Suara NTB) – Harga daging ayam di pasar tradisional mahal. Salah satu penyebabnya adalah pengusaha mengurangi distribusi ayam ke pedagang.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida dikonfirmasi pada, Kamis 19 Desember 2024 menjelaskan, pihaknya bersama Satgas Pangan Kota Mataram menulusuri indikasi mahalnya harga daging ayam di pasar tradisional. Saat ini, harga daging ayam Rp38 ribu-Rp40 ribu perkilogram.
Salah satu pemicu naiknya harga ayam akibat berkurangnya distribusi dari distributor ke agen dan pedagang. “Kita telusuri di tingkat agen bersama Satgas Pangan Kota Mataram ternyata di agen harga daging ayam 35 ribu perkilogram. Selisihnya tidak terlalu jauh hanya Rp3.000,” sebutnya.
Di tingkat agen kata Nida, pasokan DOC sebelumnya 1.500 ekor berkurang menjadi 1.000-1.200 ekor. Padahal, permintaan masyarakat sangat tinggi menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Ia memahami distributor mengurangi pasokan DOC ke tingkat agen, karena harga DOC juga mengalami kenaikan. Hal ini menyebabkan panen berkurang. “Harga DOC juga naik sekarang,” katanya.
Berkurangnya pasokan ke tingkat agen dan pedagang bukan berarti stok ayam terbatas. Pengakuan dari distributor kata Nida, stok masih aman hanya dilakukan pengendalian untuk menjaga ketersediaan selama beberapa bulan kedepan. Disamping itu, kondisi cuaca juga mempengaruhi produktifitas peternak.
Dengan pengurangan distribusi mau tidak mau atau suka tidak suka warga juga harus menyesuaikan kebutuhan mereka. “Kita juga wawancara warga di pasar karena stok dibatasi mereka juga mengurangi kebutuhan,” ujarnya.
Daging ayam beku sebenarnya menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan, tetapi warga cerdas dan memilih mengkonsumsi daging ayam segar. Nida berharap setelah kondisi cuaca membaik berdampak terhadap peningkatan produksi peternak, sehingga kebutuhan ayam lokal segar dapat terpenuhi. (cem)