Selong (Suara NTB) – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor melaksanakan gerakan penghijauan melalui penanaman seribu pohon. Kegiatan yang digelar pada Ahad, 22 Desember 2024 dilakukan bekerja sama dengan Polsek Pringgabaya yang terdampak krisis lingkungan akibat deforestasi.
Kaprodi PAI IAIH Pancor, Khairul Khafizin, M.Pd.I., mengapresiasi kerjasama dengan jajaran Polsek Pringgabaya, karena merupakan langkah awal untuk sinergi lebih lanjut. “Kegiatan ini menjadi contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam menjaga sumber daya alam. Semoga ini menjadi awal dari kolaborasi berkelanjutan antara kampus dan pihak-pihak terkait,” ungkapnya.
Menurutnya, gerakan ini bukan sekadar aksi simbolis, tetapi bagian dari kampanye pentingnya konservasi lingkungan untuk keberlangsungan hidup manusia. Penanaman berbagai jenis pohon buah seperti kelapa, alpukat, dan mangga dilakukan di area bekas tambang pasir yang kini kritis secara ekologis.
Kegiatan ini juga, tambahnya, menjadi respons konkret terhadap isu global seperti perubahan iklim, pemanasan global, dan bencana alam yang sering kali terjadi akibat ulah manusia. Hal ini sesuai dengan pesan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Rum:41) tentang kerusakan di bumi akibat perbuatan manusia.
Diakuinya, krisis lingkungan di tingkat lokal, seperti tanah longsor dan banjir di Lombok Timur, sering dianggap remeh kecuali jika dampaknya besar dan terekspos media massa. ‘’Mahasiswa IAIH Pancor, sebagai agen perubahan sosial, merasa bertanggung jawab untuk menginisiasi solusi melalui gerakan ini,’’ ujarnya.
Kapolsek Pringgabaya, AKP H. Suyono menyampaikan apresiasi atas kontribusi para mahasiswa IAI Hamzanwadi Pancor yang peduli terhadap kelestarian alam, terutama di wilayah rawan longsor yang sangat membutuhkan pohon untuk mencegah kerusakan lingkungan. (rus)
