Taliwang (Suara NTB) – Bagi perusahaan dan unit usaha yang menghasilkan limbah B3 (baham berbahaya berancun) agar besiap-siap. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa Barat dalam waktu dekat akan melakukan pemanggilan untuk meminta mereka menyerahkan laporan pengelolaan limbahnya.
“Semuanya (jenis usaha) yang menghasilkan limbah B3 akan kita panggil. Dan itu akan jadi agenda pertama kami di bulan Januari 2025 nanti,” tegas kepala DLH KSB, Mars Anugerainsyah, Jumat pekan lalu.
Menurut Mars, pihaknya akan tegas terhadap perusahaan dan unit usaha yang belum memiliki fasilitas dan sistem pengelolaan limbah B3. DLH KSB akan langsung memberi surat peringatan pertama bagi mereka yang lalai. Termasuk memberi tenggat waktu untuk menyediakan fasilitas penempatan libah B3-nya. “Dan kalau mereka tidak bisa mengelola sendiri. Kami arahkan mereka bekerja sama dengan pihak ketiga dan itu wajib,” tegasnya.
Sebagai cikal bakal daerah industri, limbah B3 menjadi salah satu persoalan yang akan dihadapi dalam pengelolaan lingkungan di KSB. Menurut Mars, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu sejak awal diantisipasi dengan memastikan setiap perusahaan dan unit usaha yang ada memiliki fasilitas penempatan dan pengelolaannya. “Saya kira sekarang belum terlambat. Makanya target kami tahun 2025 semua perusahaan sudah punya mekanisme penempatan dan pengelolaan limbah B3-nya,” harapnya.
Pada bagian lain, Mars mengungkap fakta mengenai temuannya di lapangan terkait praktik pembuangan limbah B3 secara sembarangan oleh oknum tak bertanggung jawab. Ia menyebut selama ini di TPA Batu Putih petugas masih kerap menemukan limbah medis. Dimana ia memperkirakan limbah-limbah itu dibuang oleh fasilitas praktik kesehatan mandiri. “Kami tidak menuding si A atau si B yang membuka praktik umum. Tapi kuat dugaan kami asal limbah medis itu dari sana. Makanya nanti semua yang buka praktik kesehatan akan kami panggil juga untuk meminta komitmen mereka terhadap limbah B3-nya itu,” imbuhnya. (bug)
