Giri Menang (Suara NTB) – Pasca longsornya tanggul sungai akibat diterjang banjir hingga menyebabkan jalan nyaris putus di Dusun Muhajirin Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri Lobar, tim dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 turun melakukan penanganan darurat atau sementara dengan memasang karung berisi material pasir.
Langkah ini dilakukan mengantisipasi longsor susulan yang lebih perah lagi akibat hujan yang sering terjadi akhir-akhir ini. Mengingat besarnya ancaman dampak yang ditimbulkan longsor talud sungai tersebut, Kepala Desa Banyumulek, H Jamiludin mendesak BWS NT1 merealisasikan pembangunan tanggul atau beronjong permanen yang direncanakan pada awal tahun 2025.
 “Tim BWS sudah menangani sementara waktu untuk mencegah hal-hal tak dinginkan dan menyusahkan warga, atau dampak lebih luas lagi,”kata Jamiludin, dikonfirmasi di kantor nya Senin, 30 Desember 2024.
Alat berat pun sudah diterjunkan ke lokasi untuk mengeruk bagian sungai yang akan dipasangkan talud sementara. Tumpukan karung juah telah di-droping di lokasi untuk diisi menggunakan pasir.
“Panjang yang dipasangkan talud atau beronjong sementara itu 50-60 meter dari 125 meter yang rawan,”jelasnya.
Dikatakan penanganan ini bersifat sementara, mengantisipasi dampak tiga bulan ke depan. Sebelum nantinya dilakukan penanganan permanen tahun 2025. Sesuai komitmen dari pihak terkait ke pemdes, bahwa penanganan dilakukan setelah puasa, ketika kondisi hujan reda dan air sungai agak surut. Â “Karena ini masuk prioritas untuk penanganan permanen,”ujarnya.
Penanganan permanen ini sendiri direncanakan 125 meter. Ia menambahkan untuk membahas perihal penanganan longsor jalan itu, pihaknya telah rapat bersama Dinas PU dan dihadiri BWS. Di mana pada pertemuan itu, ia tetap mendesak longsor talud sungai tersebut ditangani tahun depan, sesuai komitmen pihak BWS.
Pasalnya, menurut kepala desa dampak kerusakan tanggul ini akan menimbulkan banyak kerugian, baik itu terhadap rumah warga yang rawan tergerus longsor. Di sepanjang jalur sungai itu, terdapat sekitar 700 rumah akan terdampak di sepanjang aliran sungai jika itu tidak ditangani.”Jaraknya 100 meter, kalau dibiarkan lambat laun rumah warga tergerus,”jelasnya.
Sementara itu, Kadis PUTR Lobar HL Winengan menyampaikan bahwa pihaknya bersama BWS dan Pemdes Banyumulek sudah melakukan rapat membahas penanganan talud sungai tersebut. “Tadi kita rapat sama BWS dan kades,” kata Winengan secara terpisah.
Dari hasil pertemuan itu, perlu dilakukan Survei dulu oleh pihak BWS. Karena ternyata bukan Banyumulek saja lokasinya, namun ada di 3 lokasi.
Lebih lanjut ia berharap agar BWS memperhatikan kondisi sungai di wilayah Lobar yang masuk kewenangannya. Sebab menurutnya penanganan talud atau beronjong sungai di wilayah Lobar masih minim. (her)