spot_img
Sabtu, Januari 4, 2025
spot_img
BerandaNTBMataram Masuk Kota Terkumuh, Fahri Hamzah Sarankan Pemkot Bangun Rumah Susun

Mataram Masuk Kota Terkumuh, Fahri Hamzah Sarankan Pemkot Bangun Rumah Susun

Mataram (Suara NTB) – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Indonesia, Fahri Hamzah, menyebutkan bahwa Kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB, termasuk dalam daftar 98 kota di Indonesia yang memiliki masalah penataan dan kawasan kumuh.

“Sebagian besar kota di Indonesia mengalami masalah serupa, dengan 98 kota skala nasional yang bermasalah, termasuk Kota Mataram yang terlihat banyak kawasan kumuh,” ungkap Fahri Hamzah saat kunjungan kerja di NTB pekan lalu.

Fahri menekankan pentingnya pengembang di Kota Mataram untuk berani melakukan penataan kota dengan ide-ide yang kreatif dan brilian. Menurutnya, penataan kota tidak bisa dilakukan dengan pendekatan yang biasa saja.

“Penataan kota tidak boleh dilakukan dengan cara yang monoton. Harus ada gagasan yang lebih inovatif di setiap daerah. Saya harap pengembang dapat memanfaatkan anggaran yang ada, baik dari APBN maupun non-APBN, untuk membangun 3 juta rumah di NTB,” jelasnya.

Fahri menambahkan, pengajuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di NTB terus meningkat, mencapai 220.000 unit. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya inovasi dalam menciptakan perumahan yang tertata dengan baik.

“Jangan hanya menjual rumah secara konvensional, apalagi dengan mengorbankan lahan sawah. Kita harus bisa mengubah kawasan kumuh menjadi kawasan yang indah dan tertata. Jangan khawatir soal dana, karena anggaran tersedia, yang terpenting adalah ide dan gagasan,” tegasnya.

Selain itu, Fahri mengkritik para pengembang di Kota Mataram dan Lombok Barat yang dinilainya masih terlalu bergantung pada ide dan sistem penataan kota yang lama. “Saya khawatir para pengembang terlalu terpaku pada sistem yang sudah usang, business as usual,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Fahri juga mengajak pengembang untuk memikirkan ide baru dalam pembangunan perumahan, termasuk konsep rumah susun. Menurutnya, masyarakat yang tinggal di Kota Mataram sebaiknya mulai berpindah ke rumah susun.

“Saya meminta pengembang dan pemerintah daerah untuk memiliki gagasan baru. Warga yang tinggal di kota seharusnya bisa tinggal di rumah susun. Dengan harga tanah yang semakin mahal, membangun rumah susun tiga lantai bisa menjadi solusi yang efektif,” ujar Fahri.

Fahri menambahkan bahwa rumah susun dapat menjadi alternatif dalam mengatasi keterbatasan lahan di Kota Mataram. “Alternatif lainnya adalah perbaikan tata kota secara menyeluruh,” pungkasnya. (ndi)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO