spot_img
Sabtu, Maret 15, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIBULOG NTB Menyerap 73.983 Ton Beras Lokal Selama 2024

BULOG NTB Menyerap 73.983 Ton Beras Lokal Selama 2024

Mataram (Suara NTB) – Kantor Wilayah (Kanwil) Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil melakukan serapan gabah dan beras dari petani lokal sebanyak 73.983 ton setara beras. Jumlah tersebut mencapai 86,32% dari target pengadaan yang ditetapkan sebesar 85.704 ton setara beras.

Realisasi ini juga setara dengan 116.509 ton Gabah Kering Giling (GKG), dengan 87% dari total pengadaan berupa GKG untuk memastikan kualitas beras yang lebih segar saat diterima konsumen.

Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog NTB, Sri Muniati di Mataram, Sabtu, 4 Januari 2025 menjelaskan, bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau sekaligus menjaga kesejahteraan petani lokal. “Penyerapan gabah dan beras petani lokal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tidak hanya menjaga stabilitas harga di tingkat petani, tetapi juga menjadi indikator keberhasilan peningkatan produksi padi,” ujar Sri.

Untuk tahun 2025, Bulog NTB tengah mempersiapkan penguatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan target sementara sebesar 350.000 ton setara beras atau sekitar 700.000 ton Gabah Kering Panen (GKP). Realisasi target ini memerlukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Kami masih menunggu penetapan resmi pemerintah terkait HPP yang akan menjadi acuan pembelian gabah dan beras tahun 2025. Namun, persiapan terus dilakukan, termasuk peningkatan sarana teknologi pengolahan, penyimpanan, dan perawatan stok untuk menjaga kualitas beras hingga siap disalurkan,” jelas Sri.

Dalam rangka kelancaran serapan gabah dan beras di masa panen yang terbatas, Kanwil NTB membutuhkan dukungan berbagai pihak. Kerjasama dengan SKPD, BUMN terkait, serta pelaku pasar lokal mulai dari kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan), hingga perusahaan penggilingan, menjadi krusial untuk mengoptimalkan pengeringan, penggilingan, dan penyimpanan hasil panen.

“Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan stok beras tersedia secara mandiri dan berkualitas tinggi, sekaligus memberikan nilai tambah bagi petani lokal,” tutup Sri Muniati.
Bulog NTB optimistis bahwa dengan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, target pengadaan beras tahun 2025 dapat tercapai sekaligus memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan di wilayah Nusa Tenggara Barat.(bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO