Dompu (Suara NTB) – Rumah Sakit Umum (RSU) Manggelewa yang telah beralih status sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak 2024 hingga saat ini belum bisa memberikan layanan maksimal. Terbatasnya tenaga medis menjadi kendala rumah sakit yang baru naik status dari RS Pratama ke RS tipe D tahun 2023 ini meningkatkan layanannya.
Direktur RSU Manggelewa, dr Hj. Laela Soraya yang dihubungi, Senin, 13 Januari 2025 mengungkapkan, RSU Manggelewa awalnya memiliki 4 orang dokter umum PNS dan 5 orang dokter umum kontrak daerah. Dalam perjalanannya, 1 dokter mengajukan izin melanjutkan studi spesialis kandungan, 1 dokter ditarik Dinas Kesehatan untuk penempatan di Puskesmas Calabai yang kekurangan dokter, dan 1 dokter pindah ke RSUD Dompu. “Praktis sekarang hanya 1 dokter umum PNS dibantu 5 orang dokter umum kontrak daerah,” katanya.
Untuk memenuhi kekurangan dokter umum, lanjut Hj. Laela Soraya, pihaknya telah mengajukan ke Kementrian Kesehatan RI sebagai penerima program dokter intensif. Sehingga pelayanan di RSU Manggelewa bisa maksimal. “Apalagi kita sekarang sudah buka ruang ICCU, sehingga sangat kewalahan dengan dokter yang ada,” ungkapnya.
Untuk layanan dokter spesialis, RSU Manggelewa masih menggunakan system dokter kunjung paruh waktu, bekerjasama dengan dokter spesialis di RSUD Dompu. Untuk dokter tetap, hingga saat ini belum ada yang berminat. Kendati dalam beberapa kali perekrutan CPNS, penempatan RSU Manggelewa minim peminat. Sehingga digunakan pola dokter kunjung paruh waktu. Yaitu sekali kunjung dalam sepekan dan siap menerima layanan konsultasi selama 24 jam.
“Kami siapkan tunjangan khusus untuk spesialis yang siap 24 jam berdinas di RSU Manggelewa itu Rp.25 juta (per bulan), tapi belum ada yang minat. Kalau spesialis paruh waktu itu, tunjangannya Rp.16,5 juta,” kata Hj. Laela Soraya.
Adapun dokter spesialis paruh waktu yang membuka layanan di RSU Manggelewa yaitu spesialis anak, spesialis kandungan, spesialis bedah, spesialis paru, spesialis syaraf, dan spesialis anastesi. “Kita juga sedang mengurus izin untuk layanan radionlogi. Kebetulan kita sudah punya alat dan ruangannya. Untuk mendapatkan izin, harus ada spesialis radiologinya. Ini yang sedang kita komunikasikan dengan dokternya,” terangnya.
Selain keterbatasan tenaga dokter, RSU Manggelewa juga masih kekurangan tenaga perawatnya. Kekurangan tenaga ini membuat RS ini belum membuka layanan ruang kelas 1, dan layanan ruang VIP. “Kita ingin, perawat senior yang akan tangani VIP. Ini yang sedang kita cari. Kita tunggu penempatan untuk PPPK ini,” katanya. (ula)