DINAS Pertanian (Distan) Lombok Barat berupaya mengamankan program pemerintah pusat yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari sisi kebutuhan sayur mayur, telur dan daging. Di tengah merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), pihak Distan telah melakukan vaksinasi terhadap 88 ribu ternak. Dan nantinya ternak yang akan dijual keluar dan akan dipotong maka diwajibkan memiliki sertifikat vaksin.
Kadistan Lobar Damayanti Widyaningrum mengatakan bahwa program MBG ini membutuhkan daging sapi dan ayam. “Tapi yang merebak kali ini PMK, jadi kita harus benar-benar melihat kondisi ternak sapi yang ada di kandang,”kata dia, akhir pekan kemarin. Dikatakan memastikan kondisi ternak di kandang, pihaknya melakukan penyemprotan kandang menggunakan disinfektan.
Distan Lombok Barat mengurangi ternak sapi yang masuk maupun keluar untukku mencegah penyebaran PMK. Sebab kebanyakan yang terkena PMK Â adalah sapi yang baru datang dan baru lahir. Sementara virus ini bisa bertahan lama di tubuh ternak dan cepat menyebar melalui udara. “Langkah yang kami lakukan menyediakan kebutuhan MBG dengan melakukan vaksinasi sapi”terangnya.
Bagi pengusaha yang menjual ternak untuk kebutuhan pemotongan maupun hari raya, diminta melakukan vaksinasi mandiri. Namun hal ini agak sulit karena harganya 17.500 ribu per dosis per ekor dan biaya operasional petugas vaksin 25 ribu. Sehingga kemungkinan hal itulah yang menyebabkan warga enggan. “Tapi itu menjadi syarat untuk sapi keluar, harus ada serifikat vaksin, itu salah satu kesadaran warga mau vaksinasi,”imbuhnya.
Sejauh ini, jumlah ternak sapi di Kabupaten Lobar sebanyak 88 ribu ekor. Semuanya sudah divaksin, namun sisanya yang baru datang atau lahir yang akan disasar. Selain itu, Distan melakukan pengawasan lali lintas ternak mengantisipasi penyebaran PMK.
“Sekarang diberlakukan semua daerah, ternak yang keluar masuk harus sudah vaksinasi,”imbuhnya. Sehingga kalau ada kelolosan maka akan ditangani. Ternak yang masuk Lobar pun dikarantina. “Hewan masuk kita karantina 14 hari, baru kita terima,”jelasnya.
Sejauh ini pihaknya pun telah membentuk tim untuk penanganan PMK. Tim PMK yang sebelumnya sudah ada diaktifkan kembali. “Kita aktifkan lagi tim PMK yang sebelumnya,”imbuhnya.
Sejauh ini sebanyak 48 ekor sapi di Lobar terjangkit PMK. Dari jumlah itu, setengahnya atau sekitar puluhan ekor telah sembuh. Pihak Dinas Pertanian pun melakukan vaksinasi terhadap sisa ternak yang belum vaksinasi. Dimana Lobar mendapatkan jatah 11 ribu lebih dosis vaksin.
Rencananya mulai Pekan depan timnya akan turun vaksinasi. Dimana dari 11 ribu dosis vaksin yang merupakan jatah Lobar, yang baru diterima 5.600 dosis. Dari 5.600 dosis ini masing-masing daerah selatan meliputi Sekotong, Lembar dan Gerung sebanyak 3000 dosis, Narmada dan kecamatan lain sekitar 1.600 dosis serta bagian utara meliputi Gunungsari dan Batulayar sebanyak 1.000 dosis.
“Beberapa daerah sudah mengambil vaksinnya,”ujarnya.
Dikatakan, data terbaru terdapat 48 ternak di Lobar terjangkit virus PMK yang tersebar di beberapa kecamatan. PMK ini sendiri diketahui mulai menjangkiti ternak sejak dua pekan lalu dengan jumlah 37 ekor.
Pihaknya pun telah mengobati 37 ternak tersebut. Akan tetapi, karena persebaran PMK ini cepat sehingga ternak yang terjangkit pun bertambah. Termasuk ada tambahan baru enam ekor, masing-masing lime ekor di Desa Badrain Kecamatan Narmada, lima ekor dan satu ekor di Kebon Ayu Kecamatan Gerung.
Sehingga dari jumlah sebelumnya terkena PMK 37 ekor, bertambah menjadi 48 ekor. Enam kecamatan ditemukan ternak yang terjangkit PMK, diantaranya Gerung, Kuripan, Sekotong, Lembar, Batulayar dan Narmada. Pihaknya pun sudah turun sejak pekan lalu melakukan penanganan pengobatan terhadap ternak yang terkena PMK ini.
Sehingga rata-rata ternak sudah sembuh. “Hampir setengahnya (50 persen) sudah sembuh. Tinggal ternak yang terkena PMK baru-baru ini, berasal dari ternak yang masuk dari daerah lain dan baru dilahirkan,”ujarnya. (her)