spot_img
Rabu, Januari 22, 2025
spot_img
BerandaNTBDipengaruhi Cabai dan Bawang Merah, IPH NTB Salah Satu Tertinggi Nasional

Dipengaruhi Cabai dan Bawang Merah, IPH NTB Salah Satu Tertinggi Nasional

Mataram (Suara NTB) – Indeks Perkembangan Harga (IPH) Provinsi NTB masih terpantau sangat tinggi pada pekan ketiga bulan Januari 2025 ini. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) per tanggal 19 Januari, IPH NTB berada di angka 7,8 persen. Angka ini berada di nomor dua tertinggi secara nasional setelah Bali yang berada di angka 8,01 persen.

IPH adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur inflasi atau sebagai proxy inflasi. IPH menggambarkan perkembangan harga bahan pangan pada 20 komoditas. Indeks ini digunakan untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan menjaga kestabilan harga bahan pangan.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian mengatakan, daerah dengan IPH yang masih tinggi seperti Bali dan NTB kemungkinan dipengaruhi oleh aktivitas pariwisata, mengingat daerah-daerah ini menjadi tujuan berwisata domestik dan mancanegara.

“Mungkin karena masih jadi tujuan wisata, apalagi minggu depan tanggal 24-29 ada libur panjang, yang pasti ada pergerseran aktivitas masyarakat,” kata Mendagri dalam Rakor Pengendalian Inflasi yang berlangsung secara hibrid, Senin, 20 Januari 2025.

Kemudian di antara jajaran kabupaten se Indonesia, Kabupaten Lombok Tengah menempati posisi pertama sebagai daerah dengan IPH tertinggi yaitu 11,76 persen. Kabupaten Lombok Utara, Sumbawa Barat dan Kabupaten Bima juga masuk dalam jajaran 10 daerah dengan IPH tertinggi nasional di pekan ketiga Januari 2025.

Sementara itu Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, IPH Provinsi NTB pada pekan ke tiga Januari 2025 dipengaruhi oleh tiga komoditas utama yaitu cabai merah, cabai rawit dan bawang merah. Selain karena permintaan masyarakat setempat, hal ini juga dipengaruhi oleh kebutuhan wisatawan pada momen Nataru yang masih berdampak hingga saat ini.

“Dengan kenaikan permintaan akibat liburan akhir tahun masih terus berlanjut dampaknya. Kemudian nanti pada saat libur panjang tanggal 24 – 29 Januari, kelihatannya akan memberikan permintaan terhadap barang kebutuhan pokok akibat akan tingginya wisatawan di destinasi utama kita yaitu Bali dan Nusa Tenggara Barat,” katanya.

Sebelumnya, Kepala BPS NTB Wahyudin juga mengatakan, komoditas yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat kemudian harganya naik berkali lipat, hal itu akan mempengaruhi angka inflasi di daerah. Terlebih untuk komoditas cabai merah pada bulan Desember kemarin, BPS mencatat komoditas ini menjadi salah satu komoditas yang cukup dominan memberi andil inflasi bulan ke bulan (m-to-m) yaitu sebesar 0,06 persen.

“Cabai merah, indikasinya sudah naik, 0,06 persen pengaruhnya. Ini juga akan naik lagi kemungkinan. Namun mudah-mudahan tidak sampai satu koma sekian persen inflasi bulan ke bulan ini,” katanya.

Untuk diketahui, ingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi NTB bulan Desember 2024 sebesar 0,46 persen. Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi seperti ikan layang/ikan benggol 0,09 persen, bawang merah 0,06 persen, cumi-cumi 0,06 persen, cabai merah 0,06 persen dan daging ayam ras 0,04 persen.(ris)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO