Taliwang (Suara NTB) – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Sumbawa Barat mengungkapkan dua hal yang menyebabkan pihaknya masih sulit memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) hingga saat ini.
Kepala Dinas Damkarmat KSB, H Abdul Razak mengatakan, dua hal tersebut sangat vital karena terdiri dari kebutuhan sarana dan prasarana (sarpras) dan personel. “Untuk keduanya memang masih kurang,” katanya kepada wartawan, Selasa, 21 Januari 2025.
Untuk sapras, Razak mencontohkan pada unit mobil operasipnal Damkar. Ia mengungkap saat ini hanya ada sebanyak 5 unit kendaraan. Terdiri dari 4 mobil Damkar dan 1 unit mobil suplai. “Itu pun satu unit mobil tempurnya (Damkar) dalam keadaan rusak sehingga tidak layak digunakan lagi,” sebutnya.
Sedangkan pada bagian personel, Razak menyebut, saat ini tenaga yang dimilikinya sebanyak 76 orang. Jumlah itu hanya setengah dari kebutuhan ideal yakni minimal 149 personel. “Belum lagi kalau ditanya kapasitas personelnya. Sekarang baru satu orang yang ikut diklat,” ungkapnya.
Dengan kondisi itu, Razak menyebut pihaknya semakin sulit untuk memenuhi SPM-nya. Terlebih untuk memperbaiki response time (waktu tanggap) dalam menghadapi setiap laporan kebakaran dari masyarakat. “Minimal 15 menit response time Damkar itu, dan lebih cepat akan lebih baik lagi,” urainya.
Mengenai kekurangan dua elemen penting ity, Razak pun menyatakan tak patah arang. Perlahan pihaknya berupaya membenahinya. Seperti tahun ini, kata dia, sebuah unit mobil Damkar baru akan diadakan. “Kapasitasnya sama 4 ribu liter. Dan itu akan menambah kekuatan layanan kita,” katanya.
Lebih jauh ia menyampaikan, guna efektivitas layanannya saat ini pihaknya juga telah membangun Posko di Kecamatan Jereweh. Di Posko itu nantinya akan ditempatkan personel dan 1 unit mobil Damkar untuk melayani tiga wilayah kecamatan, yakni Jereweh, Maluk dan Sekongkang.
“Kita sudah ada Posko juga di Seteluk dan Brang Rea. Ke depan kita akan buat Pokso di tiap kecamatan,” janji mantan Camat Brang Ene ini. (bug)