Taliwang (Suara NTB) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumbawa Barat mencatat sebanyak 44 orang terdata terjangkit HIV-AIDS hingga akhir tahun 2024 lalu.
Kepala Dinkes KSB melalui Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL), Indra Alamsyah mengatakan, dalam kurun waktu tahun 2024 pihaknya menemukan 10 kasus baru. “Selama setahun kemarin ada 10 yang kami deteksi terjangkit,” terangnya, Kamis, 23 Januari 2025.
Dari data yang ada tersebut, Indra merinci berdasarkan jenis kelaminnya, jumlahnya berimbang antara laki-laki dan perempuan. Semetara dari sisi umur, semua termasuk dalam jenjang usia produktif. ‘Sebagian besar pebderitanya masih usia muda,” ujarnya.
Untuk penyebab penularannya sendiri, umumnya kaya Indra, akibat perilaku seksual yang tidak aman. Banyak dari penderita memilki riwayat melakukan berbagai bentuk aktivitas seksual yang berpeluang besar menularkan penyakit yang menyerang sistem imun tubuh manusia itu. “Riwayat pengguna napza suntik (Penasun) kalau tidak salah tidak ada kami temukan pada kasus yang sudah terdeteksi sementara ini,” ungkapnya.
Indra menjelaskan, deteksi terhadap pengidap HIV-AIDS selama ini dilaksanakannya sesuai prosedur. Di mana Dinkes KSB melakukan skreening pada populasi beresiko seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), Lelaki Seks Lelaki (SLS), waria dan penderita penyakit menular seksual (PMS) setiap 3 bulan sekali. Termasuk juga kepada ibu hamil dan Penderita TBC, dilakukan pemeriksaan HIV saat dinyatakan positif hamil dan positif TBC setiap bulannya.
“Ada 150 titik hotspot skreening kami targetkan dengan 300 lebih sampel sasaran pemeriksaan,” sebut Indra.
Tidak saja melalukan skreening, Dinkes KSB juga melalukan pemetaan potensi rentan penularan penyakit HIV-AIDS. Berbagai cara pun dilalukan, termasuk mendeteksi kaum rentan tertular lewat aplikasi dan sosial media.
“Ada sejumlah aplikasi di hp yang memfasilitasi komunikasi komunitas rentan penyakit HIV-AIDS. Dan kami pun mendeteksi mereka lewat aplikasi tersebut,” ungkap Indra.
Selanjutnya ia mengatakan, untuk penanganan kasus setelah dinyatakan positif Dinkes KSB selama ini juga tetap melaksanakan berdasarkan prosedur yang ada. Di mana terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) dikonseling dan diberikan pendampingan. Termasuk juga pemberian pengobatandan serta pemberian nutrisi tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“Kami ada kerja sama pendampingan juga dari yayasan INSET (inisiatif sehat) yang dikhususkan bagi ODHA perempuan,” imbuhnya. (bug)