spot_img
Senin, Februari 3, 2025
spot_img
BerandaEKONOMILingkar Selatan Kota Mataram dan Potensi Pusat Kuliner Ikan Bakar

Lingkar Selatan Kota Mataram dan Potensi Pusat Kuliner Ikan Bakar

Lingkar Selatan Kota Mataram tidak hanya memiliki objek wisata berupa pantai dan wisata religi. Adanya penjual ikan bakar di sepanjang jalan lingkar juga menjadi daya tarik mengundang pengunjung untuk mencicipi ikan bakar berbagai jenis. Mampukah Pemkot Mataram mengelola potensi wisata kuliner dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dan memberikan nilai tambah bagi pedagang?

Pesanan dengan menu ikan laut dan siap konsumsi. (Ekbis NTB/bul)

HUJAN deras tidak menyurutkan semangat dua pekerja salah satu warung makan di pintu masuk Pantai Cantik, lingkar selatan membakar ikan cakalang yang sudah dipesan, Sabtu lalu. Dua pembeli yang masih menggunakan jas hujan berdiri menunggu ikan bakarnya siap dibungkus untuk dibawa pulang.

Bau ikan dibakar dengan bumbu yang dicampurkan ke ikan bakar membuat tidak sabar untuk mengonsumsinya. Sekitar 15 menit kemudian, ikan bakar tersebut sudah matang dan siap dibawa pulang.

Di bagian dalam warung. Sejumlah pengunjung dari satu komunitas sedang menikmati menu yang ada di warung ini, seperti ikan bakar, ikan kuning, pelecing kangkung dan tempe goreng.

Salah satu pengunjung, Emi Wardhani tampak lahap menikmati sejumlah menu yang sudah dipesan sebelumnya. Bahkan, tanpa ada rasa sungkan harus memesan lagi nasi dan ikan bakar.

Hal senada disampaikan Amat, salah satu pengunjung lainnya. Amat mengaku sudah beberapa kali membeli ikan bakar di lingkar selatan Kota Mataram ini. Selain membeli di warung makan juga membeli ikan bakar pada pedagang kecil yang hanya menjual ikan tongkol atau cakalang.

Menurutnya, ikan bakar yang dijual di lingkar selatan Kota Mataram ini sesuai dengan selera dan kebutuhan pembeli, terutama bagi yang belum memasak di rumah. Bumbunya yang sesuai dengan lidah sangat cocok untuk terus dikembangkan dan menjadi lokasi wisata kuliner di Kota Mataram.

Amat juga mengakui jika ke lingkar selatan Kota Mataram tidak hanya menikmati suasana matahari tenggelam, tapi juga menikmati berbagai macam jenis kuliner khas Lombok. Dalam hal ini, Pemerintah Kota Mataram perlu melakukan penataan agar pedagang kuliner di lingkar selatan Kota Mataram ini menjadi lebih tertata dan rapi, sehingga bisa menjadi ikon baru.

Harapan senada disampaikan Hatarah, salah satu pedagang ikan bakar di Loang Baloq. Hatarah telah menjalankan usahanya selama tujuh tahun. Dengan modal sendiri, ia membangun lapaknya agar lebih nyaman bagi pembeli. Tahun lalu, ia bahkan mengeluarkan Rp8 juta untuk memperbaiki lapak bambunya.

“Dulu kalau ramai, sehari bisa dapat jualan sampai Rp1,5 juta. Sekarang, dapat Rp500 ribu saja berat,” ujar Hatarah.

Ia mengungkapkan semakin banyaknya jumlah pedagang ikan bakar—yang kini lebih dari 50 lapak—membuat persaingan semakin ketat.

Hatarah menjual berbagai jenis ikan bakar, mulai dari kakap putih, kakap merah, ikan lembain, ikan pogot, ikan kembung, hingga cumi-cumi dan terong bakar. Pembeli juga bisa memilih jenis sambal, seperti sambal matah khas Lombok, sambal goreng, atau sambal rajang sesuai selera. Harganya pun bervariasi, dari Rp10 ribu hingga Rp90 ribu per ekor, tergantung ukuran dan jenis ikan.

Pelanggan yang datang berasal dari berbagai daerah, baik dari Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa, bahkan dari luar daerah yang kebetulan melintasi jalur utama dari Bypass Bandara ke destinasi wisata Senggigi.

Namun, di tengah perkembangan usaha ini, para pedagang menghadapi kendala. Tidak adanya tempat parkir dan kurangnya penataan menyebabkan kawasan ini terkesan semrawut. Hatarah berharap pemerintah turun tangan untuk menata area jualan mereka agar lebih representatif dan nyaman.

“Selama ini, jualan ikan bakar sangat membantu ekonomi keluarga. Anak-anak bisa sekolah dari hasil ini. Kami berharap pemerintah menata kawasan ini agar lebih rapi dan ada tempat parkir,” katanya.

Dengan penataan yang lebih baik, para pedagang yakin usaha mereka bisa terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi lebih luas, baik bagi warga setempat maupun para wisatawan yang ingin menikmati kuliner khas Lombok di kawasan Loang Baloq.

Sejumlah pedagang ikan bakar yang berjualan di sepanjang Jalan Loang Baloq, Mataram memang dikeluhkan karena tidak tertata rapi. Meskipun, warga juga sangat senang dengan kehadiran pedagang-pedagang ikan bakar ini. Namun keberadaan pedagang yang semakin menjamur di kawasan ini dinilai bisa mengganggu ketertiban dan keindahan kota.

Pantauan di lokasi menunjukkan banyak lapak pedagang yang berdiri tanpa aturan jelas, bahkan beberapa di antaranya mengambil sebagian badan jalan dan trotoar. Hal ini tidak hanya menyebabkan kesemrawutan, tetapi juga berpotensi membahayakan pengguna jalan yang melintas.

Salah satu warga, Rini mengungkapkan keberadaan pedagang sebenarnya memberikan manfaat karena menjadi daya tarik kuliner bagi wisatawan. Namun, ia berharap ada penataan yang lebih baik agar kawasan ini tetap nyaman bagi semua pihak.

“Kami senang ada banyak pilihan ikan bakar di sini, tapi kalau tidak diatur dengan rapi, jadinya malah kumuh dan macet. Harusnya pemerintah turun tangan untuk menata,” ujarnya.

Pedagang ikan bakar lainnya, Yusuf  berharap pemerintah tidak hanya menertibkan, tetapi juga memberikan solusi yang tidak merugikan pedagang kecil.

“Kami hanya mencari nafkah, kalau memang harus ditata, sebaiknya ada tempat yang jelas untuk kami berjualan,” katanya.

Hingga kini, belum ada penataan yang konkret, tetapi warga berharap ada penataan yang lebih baik agar kawasan wisata kuliner di Loang Baloq tetap nyaman dan tertata rapi.

Banyak cara juga bagi pemilik kuliner di Sunset Point dalam menggaet konsumen. Termasuk melakukan promosi atau memberikan diskon pada pembeli atau pelanggan agar kembali lagi datang. Bahkan, jika ingin mendapatkan bonus, calon konsumen bisa membeli booklet atau voucher yang berisi potongan diskon atau bonus setiap datang berbelanja. (bul/ham)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO