Mataram (Suara NTB) – Komisi IV DPRD Provinsi NTB yang membidangi urusan lingkungan hidup dan kebencanaan meminta Pemprov NTB untuk segera merespon bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Pasalnya, bencana tersebut telah menimbulkan kerusakan yang cukup parah.
Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim, menegaskan bahwa bencana alam berupa banjir dan tanah longsor tersebut harus segera mendapat respons cepat dari Pemprov NTB melalui OPD terkait, seperti BPBD, PUPR, dan Dinas Sosial, terutama dalam menangani korban dan memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana tersebut.
“Pemerintah melalui OPD teknis harus cepat tanggap karena ini menyangkut nyawa masyarakat kita. Bila perlu, saya mendorong dinas/OPD terkait (BPBD, PUPR, dan Dinsos) untuk mendirikan posko di sana agar penanganan mitigasi bencana bisa dilakukan dengan lebih cepat,” tegas Hamdan pada Senin, 3 Februari 2025.
Atas nama Komisi IV DPRD NTB, Hamdan juga menyampaikan keprihatinannya atas bencana yang menimpa masyarakat di Kabupaten Bima. “Kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas bencana yang menelan korban jiwa di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Meskipun belum dipastikan jumlah korban yang meninggal karena pencarian masih berlangsung, kami tetap menyampaikan rasa duka kami,” katanya.
Lebih jauh, Hamdan yang juga anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Lombok Timur ini menyayangkan tindakan sejumlah pejabat Pemprov NTB yang tetap melaksanakan kegiatan touring menggunakan sepeda motor di tengah situasi bencana di Bima.
“Saya pribadi sangat menyayangkan ada pejabat Pemprov yang melaksanakan touring di tengah bencana. Ini menunjukkan kurangnya sensitivitas dari para pejabat. Meskipun mereka telah menerjunkan tim atau bantuan, kegiatan touring seharusnya tidak dilakukan karena ini menyangkut nyawa manusia. Kegiatan tersebut harus dibatalkan dan para pejabat harus turun langsung ke lokasi bencana,” ujarnya.
Sebelumnya, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Minggu, 2 Februari 2025, mengakibatkan beberapa rumah di wilayah Nanga Wera dan Wora hanyut. Sebanyak delapan warga dilaporkan hilang, diduga terbawa arus banjir dan tertimbun tanah longsor.
Tim pencari gabungan yang terdiri dari warga setempat dan petugas telah melakukan upaya penyelamatan dan pencarian. Pada Senin, 3 Februari 2025, dua korban berhasil ditemukan. Burhan, warga Desa Nunggi Kecamatan Wera, ditemukan meninggal dunia setelah tertimbun reruntuhan tanah longsor. Sedangkan Herman, 40 tahun, asal Desa Wora, Kecamatan Wera, ditemukan meninggal dunia setelah terseret banjir bandang.
Pencarian terhadap korban lainnya masih terus dilakukan. Warga setempat bersama tim penyelamat, dibantu oleh petugas dari BPBD Kabupaten Bima, TNI/Polri, masih berusaha mencari korban yang masih hilang. (ndi)