Sumbawa Besar (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa, memastikan penanganan jembatan penghubung Dusun Kayumadu Desa Badas, Kecamatan Labuhan Badas, tidak bisa dilakukan secara darurat karena kerusakannya cukup parah.
“Kita tidak bisa menangani jembatan tersebut secara darurat, karena keterbatasan waktu untuk pengerjaannya. Apalagi kerusakannya cukup parah, ” kata kepala pelaksana BPBD Sumbawa, Muhammad Nurhidayat, kepada Suara NTB, Senin, 3 Januari 2025.
Dayat menyebutkan, sebenarnya jembatan tersebut sudah rusak sejak beberapa tahun lalu dan sempat ditangani secara swadaya oleh masyarakat. Tetapi karena terjadi banjir beberapa waktu lalu, jembatan tersebut kembali rusak.
“Kita tidak bisa tangani secara darurat, tetapi penanganannya bisa dilakukan melalui anggaran Rekonstruksi dan Rehabilitasi (RR) pasca bencana. Anggaran itupun baru bisa terealisasi di tahun 2026 karena tidak mungkin kita tangani di APBD-Perubahan karena waktunya singkat,” ujarnya.
Dayat pun memastikan, ketika terjadi kerusakan pihaknya bersama Dinas PUPR sudah turun melakukan pengecekan lokasi untuk memastikan penanganan lebih lanjut. “Kita sudah turun ke sana (jembatan Kayumadu) dan kami tidak bisa menangani jembatan ini secara darurat karena ada batas waktu, ” tukasnya.
Sebelumnya, camat Labuhan Badas, Awaludin Safari berharap supaya pemerintah segera menangani jembatan penghubung Dusun Kayumadu Desa Badas Kecamatan Labuhan Badas yang rusak akibat banjir yang terjadi belum lama ini.
“Jembatan itu rusak setelah dihantam banjir sebanyak dua kali yang mengakibatkan pondasi jembatan tergerus air dan miring sehingga dibutuhkan penanganan segera,” kata Camat Labuhan Badas, kepada wartawa, Senin, 3 Februari 2025.
Dikatakannya, masyarakat sempat berinisiatif memperbaiki jembatan secara swadaya dengan mengurug pondasi jembatan agar tidak terhempas banjir. Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama, karena selang beberapa hari banjir kembali menerjang sehingga, jembatan kembali putus.
“Kali ini, kondisinya lebih parah dari sebelumnya, sehingga kami meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan penanganan supaya kerusakannya tidak semakin parah,” ucapnya
Menurut Awaluddin, akibat putusnya jembatan ini, sekitar 50 KK warga Dusun Kayumadu menjadi terisolir. Jembatan ini sendiri merupakan fasilitas penting bagi masyarakat, selain sebagai sarana lalulintas masyarakat, juga penting bagi distribusi hasil bumi.
“Kondisi ini sudah kami laporkan kepada BPBD dan Bupati Sumbawa. Namun sampai saat ini belum direspons,” imbuhnya. (ils)