spot_img
Rabu, Februari 5, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURBulog Siap Serap Seluruh Hasil Panen Gabah Petani di Lotim

Bulog Siap Serap Seluruh Hasil Panen Gabah Petani di Lotim

Selong (Suara NTB) – Badan Urusan Logistik (Bulog)  siap menyerap seluruh hasil panen gabah petani di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Bulog sudah menyiapkan mekanisme pengadaan gabah yang akan menjadi cadangan pangan tersebut.

Kepala Bulog Lotim, Supermansyah, saat dikonfirmasi media, Selasa, 4 Februari 2025 menjelaskan pihaknya siap menyerap seluruh hasil panen gabah petani bersama dengan para mitranya.

Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram dengan ketentuan kualitas tertentu, seperti kadar kotoran maksimal 10 persen dan Hampa, Kotoran, dan Air (HKA) 50 persen.

Bulog Lotim telah membentuk tim khusus yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian untuk melakukan pembelian langsung di lapangan guna menjaga stabilitas harga.

Bulog siap  turun mengecek langsung ke lapangan dan memaksimalkan mitra penggilingan padi agar petani tidak perlu khawatir akan anjloknya harga.

Secara nasional, Bulog menargetkan penyerapan gabah sebanyak 3 juta ton, dengan kuota untuk NTB sebesar 180.000 ton. Sementara itu, kuota untuk Lotim masih menunggu keputusan dari Bulog NTB.

Plt. Kepala Dinas Pertanian Lotim, Lalu Kasturi, menyebutkan tahun ini luas areal tanam padi di Lotim mencapai 48 ribu hektar dengan perkiraan produksi gabah sekitar 264 ribu ton. Produksi ini meningkat dibandingkan musim tanam tahun sebelumnya, didukung oleh curah hujan yang baik dan ketersediaan pupuk yang mencukupi.

Dengan langkah proaktif dari Bulog dan dukungan Dinas Pertanian, diharapkan petani di Lombok Timur dapat menikmati harga yang lebih stabil, sehingga mereka tidak mengalami kerugian akibat anjloknya harga gabah saat panen raya.

Sekitar dua bulan lagi, Kabupaten Lotim akan memasuki musim panen raya gabah. Tahun ini, luas areal tanam padi di wilayah Gumi Selaparang mengalami peningkatan signifikan berkat curah hujan yang cukup baik. Namun, di balik keberhasilan ini, petani mengkhawatirkan kemungkinan anjloknya harga gabah akibat melimpahnya hasil panen.

Amaq Adi, seorang petani dari Desa Darmasari, Kecamatan Sikur, berharap pemerintah dapat mengontrol harga gabah agar tetap stabil. Ia menuturkan bahwa tahun lalu harga gabah turun drastis hingga Rp 3.750 – 4.000 per kilogram saat panen raya. Menurutnya, harga ideal yang menguntungkan petani adalah Rp 7.000 – 7.500 per kilogram, mengingat biaya produksi yang semakin tinggi akibat mahalnya pupuk, obat-obatan, dan ongkos buruh. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO