spot_img
Jumat, Februari 7, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEPasca Banjir Bima, Akses Transportasi Masih Terganggu, Lima Korban Hilang Belum Ditemukan

Pasca Banjir Bima, Akses Transportasi Masih Terganggu, Lima Korban Hilang Belum Ditemukan

Bima (Suara NTB) – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ir. Ahmadi menyatakan, kerugian akibat banjir bandang di Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima ditaksir mencapai Rp81 miliar.  Kerugian tersebut mencakup kerusakan sarana dan prasarana, lahan yang tertimbun banjir, rumah penduduk yang hanyut, serta infrastruktur seperti jembatan dan jalan yang rusak.

‘’Terhitung kerugian minimal Rp81 miliar, sarana dan prasarana, lahan yang tertimbun sama banjir, kemudian rumah penduduk yang hanyut, jembatan, jalan sampai meningkatnya biaya transportasi,’’ ujarnya saat dihubungi  Suara NTB, Kamis, 6 Februari 2025.

Selain itu, akses transportasi juga terganggu, sehingga memaksa warga untuk mengambil jalur memutar melalui Sape. Diketahui, jarak antara Kota Bima dengan lokasi bencana sejauh 140 Km, dengan terputusnya akses jalan ini semakin memperpanjang waktu tempuh menuju Wera.

“Tidak bisa kita lewat Kota Bima langsung, jadi kita mutar lewat Sape. Wera ini sepanjang 140an Kilometer jarak tempuhnya, jadi waktu tempuh juga bisa sampai 2,5 jam, bentuk tanahnya juga bergunung-gunung,” sambungnya.

Dikatakan, saat ini kondisi Bima sudah mulai kondusif pasca banjir bandang. Meski demikian, petugas masih kesulitan menemukan lima dari delapan korban yang hanyut terbawa arus banjir. Untuk mempercepat pencarian, diturunkan pula anjing pelacak untuk membantu menemukan para korban.

“Ini yang hilang delapan orang, yang ditemukan baru tiga, yang lima ini masih belum ditemukan. Kemarin Polda NTB sudah menurunkan anjing pelacak, pada sore itu, dilanjutkan juga pada hari ini (kemarin),’’ katanya.

Ahmadi menjelaskan, terdapat 120 jiwa penduduk Desa Nanga Wera menjadi korban yang paling merasakan dampak bencana alam ini. Tak ada yang tersisa dari mereka, termasuk dengan rumah yang hanyut dibawa derasnya air.

Karena bencana alam banjir rutin menerjang kawasan ini, Ahmadi berencana untuk merelokasi secara permanen seluruh penduduk yang menempati desa tersebut. “Masyarakat pasti tidak mau jauh-jauh dari kampung mereka, tapi kita pastikan tempatnya aman. Karena kampung mereka yang hanyut ini depan belakang itu diapit sama sungai,” ucapnya.

Saat ini, seluruh bantuan sudah dikerahkan kepada warga terdampak banjir bandang di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Bima tersebut. Termasuk bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang turun kemarin untuk memberikan bantuan logistik dan bantuan uang tunai senilai Rp300 juta.

Sementara, Bantuan Tidak Terduga (BTT) dari Pemprov NTB untuk para korban dikatakan masih dalam perhitungan. Karena perlu adanya pembagian mana yang menjadi kewenangan kabupaten, mana yang menjadi kewenangan provinsi.

“Karena kita juga punya kabupaten, provinsi, OPD Provinsi juga membantu. BTT dari Pemprov tentu ada. Tapi saya hitung dulu yang mana infrastruktur yang merupakan kewenangan kita,” pungkasnya.

Sementara itu,  Pemprov NTB bergerak cepat merespons bencana banjir bandang yang menerjang Kabupaten Bima dan Kota Bima. Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Hassanudin, beserta rombongan meninjau langsung kondisi terkini serta menyalurkan bantuan kepada korban banjir.

Kunjungan pertama pada Rabu, 5 Februari 2025 dilakukan di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Di lokasi tersebut, Pj. Gubernur meninjau posko bantuan, dapur umum dan posko kesehatan. “Salurkan dengan baik. Semoga bermanfaat,” pesannya kepada petugas posko. Ia juga menyampaikan belasungkawa dan keprihatinannya yang mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat.

Secara simbolis Pj. Gubernur menyerahkan bantuan dari Pemprov NTB kepada korban banjir. Bantuan tersebut meliputi benih padi, sembako, paket perlengkapan ibu hamil, obat-obatan, mesin penjernih air, makanan siap saji, serta santunan bagi korban.

Selain memberikan bantuan, Pj Gubernur juga mendengarkan aspirasi masyarakat terkait penanganan bencana. Beberapa aspirasi yang disampaikan antara lain pencarian korban hilang, penertiban pembukaan dan penanaman lahan ilegal, serta bantuan ekonomi bagi korban.

Menanggapi hal tersebut, Hassanudin menegaskan bahwa pencarian korban hilang menjadi prioritas utama, dan keluarga korban akan diberikan bantuan. Terkait penertiban lahan ilegal, ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian alam demi keberlangsungan generasi mendatang.

Selanjutnya, didampingi Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, Hassanudin meninjau tiga jembatan yang mengalami kerusakan akibat banjir. Dua jembatan terletak di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, sementara satu jembatan lainnya berada di Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi.

Hassanudin menegaskan bahwa ada dua fokus utama dalam penanganan pascabencana. Dalam jangka pendek, pemerintah akan mengatasi permasalahan ekonomi, seperti penyaluran bantuan dan perbaikan akses jalan. Sementara dalam jangka panjang, fokusnya adalah pada pemanfaatan dan tata kelola lahan yang berkelanjutan. Ia juga menekankan bahwa anggaran untuk penanganan bencana ini menjadi prioritas yang harus segera diselesaikan.

“Apa pun yang kita kerjakan sekarang ini adalah implementasi dari sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Masyarakat Indonesia,” tegasnya. Menanggapi maraknya perkebunan jagung di Bima, Hassanudin menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat terkait pemanfaatan lahan yang bijak dan berkelanjutan. (era)

Keterangan foto: TINJAU: Pj Gubernur NTB, Hassanudin, beserta rombongan meninjau langsung kondisi terkini serta menyalurkan bantuan kepada korban banjir. (Suara NTB/ist)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO