Dompu (Suara NTB) – Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu menemukan sebanyak 28 kasus baru HIV di Kabupaten Dompu tahun 2024. Penderita rata-rata adalah kelompok rentan, akibat perilaku seks menyimpang dan terlarang. Bahkan ada penderita, ibu hamil yang ditularkan melalui suaminya.
“Diantara penderita ada ibu hamil. Proses penularannya diduga melalui suaminya yang sering ganti pasangan di luar,” ungkap Kepala bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj. Maria Ulfah, M.Kes saat dihubungi, Jumat, 7 Februari 2025.
Selain ibu hamil, Maria Ulfah juga menyebutkan ada penderita yang masih berstatus remaja perempuan. Ia diduga sering berhubungan dengan berganti pasangan. “Kelompok seks menyimpang masih mendominasi dari penderita,” katanya.
Dikatakan Maria Ulfah, dari 28 kasus temuan baru, 2 orang penderita ber KTP luar Dompu dan 26 orang ber KTP Dompu. “Adanya temuan kasus baru ini menandakan bahwa teman-teman kesehatan, terutama puskesmas kinerja nya baik. Karena sistem epidemiologi adalah menjaring/skrining sebanyak – banyaknya untuk menemukan kasus untuk bisa segera diobati, sehingga memutus mata rantai penularan,” katanya.
Sementara total kasus HIV tahun 2020-2024 yang aktif berobat di RSUD Dompu sebanyak 97 kasus. Jumlah ini diyakini lebih sedikit dari data yang disampaikan oleh KPA sebanyak 126 kasus. Karena sebelumnya, semua pasien Kabupaten Dompu berobat di RSU Bima.
Hj. Maria Ulfah juga menyampaikan, kendati virus HIV ini belum ditemukan obatnya. Tapi dengan upaya pengobatan untuk peningkatan daya tahan tubuh pasien diharapkan dapat memperpanjang usia harapan hidup. Karena virus HIV akan menyerang kekebalan tubuh penderita dan menyebabkan mudah terserang penyakit, sehingga terjadi komplikasi.
Sehingga pengobatan dan menyadarkan penderita untuk tidak menularkan penyakitnya menjadi Langkah petugas untuk memutus rantai penyebaran virus. Kasus HIV juga seperti gunung es, yang terlihat sedikit, tapi sejatinya cukup banyak. “Setia pada pasangan dan tidak melakukan seks menyimpang, jadi kunci cara menghindari HIV,” ingatnya.
Selain kasus HIV yang tinggi, Hj. Maria Ulfah juga mengungkapkan, tingginya kasus TB. Pada tahun 2024, capaian pelayanan pada kasus terduga TB mencapai 163% dari target skrining sebanyak 3.824 orang. Dari jumlah pasien yang diskrining, sebanyak 599 kasus dinyatakan positif. “Ini menandakan bahwa teman – teman di Puskesmas, kegiatan skriningnya berjalan baik karena adanya kerjasama yang baik dengan lintas sektor khususnya dorongan dari kecamatan dan desa/kelurahan,” katanya.
Pada tahun 2025 ini, Dinas Kesehatan Bersama jajaran Puskesmas se Kabupaten Dompu menargetkan untuk melakukan skrining sebanyak 3.817 orang. Semakin banyak warga yang diskrining akan memudahkan dalam penanganan penyakit, sehingga memutus mata rantai penyebaran penyakit. “Penderita yang dinyatakan positif TB, mereka harus rutin menkonsumsi obat selama 6 bulan,” jelasnya. (ula)