spot_img
Sabtu, Februari 8, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEJenazah Juliani Korban Banjir Bima Ditemukan di Perairan Labuhan Bajo NTT

Jenazah Juliani Korban Banjir Bima Ditemukan di Perairan Labuhan Bajo NTT

Bima (Suara NTB) – Jenazah Juliani (32) korban banjir bandang ditemukan mengapung di perairan Labuhan Bajo, Manggarai Barat,  Nusa Tenggara Timur (NTT, Kamis, 6 Februari 2025. Jenazah Korban berhasil dievakuasi dan  tiba di Dermaga Pasir Besi Desa Oi Tui, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Jumat, 7 Februari 2025.

“Jenazah tiba sekitar pukul 08.30 Wita menggunakan speed boad dengan dikawal oleh utusan personel Polres Manggarai Barat dan Pol Airud,” ungkap H. Nurdin salah seorang keluarga yang ikut menjemput, Jumat kemarin.

Korban diberangkatkan dari RSUD Komodo Labuan Bajo sekitar pukul 05.20 Wita dan tiba di Pelabuhan Labuan Bajo pukul 06.00 Wita. Kemudian, langsung diberangkatkan menuju ke Dermaga Oi Tui tempat penjemputan.

Penjemputan dilakukan oleh pihak keluarga, camat, kepolisian, Danpos SAR Bima, Kalak BPBD Bima, relawan Muhammadiyah dan pihak-pihak yang terlibat selama proses pencarian korban ini berlangsung,” jelasnya.

“Selanjutnya, jenazah dan rombongan menuju rumah duka untuk dikafanin dan dimakamkan oleh keluarga,” tambah Nurdin.

Proses pemindahan jenazah di tempat penjemputan berlangsung haru dan dipadati warga sekitar. Dari speed boad, jenazah diangkat bersama oleh puluhan petugas dan masyarakat, kemudian dipindahkan ke mobil ambulans.

Isak Tangis Sambut Jenazah Juliani

Isak tangis keluarga menyambut kedatangan jenazah Juliani (32), warga Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, yang menjadi korban terseret banjir bandang pada Minggu, 2 Februari 2025. Jenazahnya ditemukan mengapung di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kamis, 6 Februari 2025.

“Kita mengikhlaskan kepergiannya. Sudah menjadi takdirnya, yang penting jenazah sudah ditemukan dan bisa kami makamkan dengan layak,” kata Cecep, kakak kandung Juliani dengan suara bergetar di rumah duka di Wera, Kabupaten Bima, Jumat.

Sembari menahan air mata, Cecep menjelaskan ia bersama keluarga berusaha tegar, meski hatinya hancur menerima kenyataan pahit ini. “Kami sangat sedih melihat jenazah Juliani, dia meninggalkan kami semua dengan anaknya yang berumur 8 bulan. Kami tak kuasa menahannya,” ujar Cecep.

Kedatangan jenazah Juliani disambut haru dan duka mendalam oleh keluarga beserta ratusan warga setempat. Tampak warga memadati, sisi dan bahu jalan, halaman dan pekarangan rumah orangtua jenazah.

Sisi lain iringan kendaraan dan sirene ambulans semakin mendekat dan warga semakin melimpah ruah. Mereka meneteskan air mata dan menahan haru. Ada juga yang berteriak histeris bahkan ada yang pingsan.

Sementara yang lain tampak sibuk menyiapkan tempat jenazah akan dikafani, dimandikan juga mengatur lalulintas yang macet saat itu.

Diketahui jasad Juliani ditemukan mengapung di Perairan Long Beach Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pada Kamis, 6 Februari 2025.

Selanjutnya jasadnya dititipkan di RSUD Pratama Komodo, Labuan Bajo. Kurang dari 24 jam, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Satreskrim Polres Manggarai Barat berhasil mengidentifikasi jasad tersebut.

Proses identifikasi, dimulai dengan melakukan pemotretan terhadap jasad tersebut, baik 4 (empat) arah berbeda, maupun close up, kemudian perekaman terhadap sidik jari. Hasilnya, identitas jasad terapung itu dapat diungkap.

Prosesnya pengungkapan terbilang cukup sulit, karena kondisi jenazah sudah mulai membusuk. Namun, setelah dilakukan pencocokan hasil pencarian sidik jari dengan menggunakan metode asam cuka akhirnya terungkap identitas dari jasad tersebut.

Metode asam cuka ini untuk menimbulkan kembali garis papiler pada jari yang kulit luarnya sudah terkelupas dan mulai pembusukan. Dari sepuluh jari tangan bagian kiri dan kanan, hanya jempol tangan kiri saja yang timbul garis papiler sedangkan jari tangan lainnya tidak timbul garis tersebut.

Selanjutnya pengungkapan itu juga berdasarkan hasil pencocokan semua data identitas termasuk sidik jari pada e-KTP dinyatakan identik dengan Juliani (32).

Selanjutnya Jumat, 7 Februari 2025 jenazah dibawa ke Pelabuhan Labuan Bajo untuk diantar ke Bima Dermaga Pasir Besi Desa Oi Tui, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.

Penjemputan jenazah ini dilakukan oleh pihak keluarga, camat, Kepolisian, Danpos SAR Bima, Kalak BPBD Bima, relawan Muhammadiyah dan pihak-pihak yang terlibat selama proses pencarian korban ini berlangsung. Kemudian, jenazah dan rombongan menuju rumah duka untuk dikafankan dan dimakamkan. (ant)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO