spot_img
Sabtu, Februari 8, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANKekurangan Siswa, Tiga Kelas SMPN 16 Mataram Terpaksa Dialihfungsikan

Kekurangan Siswa, Tiga Kelas SMPN 16 Mataram Terpaksa Dialihfungsikan

Mataram (Suara NTB) – Tiga ruang kelas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Mataram dialihfungsikan, karena kekurangan siswa. Alih fungsi itu disebabkan kuota siswa baru SMPN 16 Mataram tidak terpenuhi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) beberapa tahun terakhir.

Tiga ruang kelas tersebut dialihfungsikan menjadi ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan tempat penyimpanan buku paket.

Kepala SMPN 16 Mataram, H. Burhanuddin, M.Pd., ditemui di Jumat, 7 Februari 2025, mengatakan sekolah yang dipimpinnya mengalami penurunan jumlah siswa beberapa tahun terakhir.  “Sekarang ini kan dengan segala keterbatasan kami ada tiga ruang kelas yang kosong,” ujarnya

Tak hanya itu, Burhanuddin juga menyoroti sistem PPDB zonasi beberapa tahun terakhir. Menurutnya, PPDB sudah bagus dari segi aturan. Namun, ada yang keliru dalam praktik di lapangan.

“Sebenarnya bukan karena zonasinya (PPDB Zonasi, red). Namun, karena rupanya ada (dugaan) kebijakan lain yang memfasilitasi siswa masuk ke sekolah tidak di zona tempat tinggal mereka,” ungkapnya.

Ia menungkapkan, ada 25 orang yang mendaftar pada PPDB sebelumnya. Namun, para siswa itu tidak daftar ulang. Ternyata, setelah pihanya menelusuri, para siswa tersebut masuk ke sekolah lain.

“Pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), kami telepon orang tuanya, menanyakan alasan siswanya tidak hadir, orang tua siswa menjawab, anaknya sedang mengikuti MPLS di sekolah lain,” ungkapnya.

SMPN 16 Mataram kini menampung sekitar 350 siswa. Jumlah itu kurang dari target yang seharusnya berada di angka 512 siswa.

Meski demikian, terlihat para guru tetap antusias memberi pelajaran kendati siswanya kurang. SMPN 16 Mataram juga menerima 28 siswa berkebutuhan khusus.

Sementara itu, terkait pergantian nama PPDB menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), Burhanuddin menganggap tidak ada perbedaan signifikan. Ia mengharapkan agar praktik pelaksanaan SPMB nantinya berjalan sesuai petunjuk teknis (juknis). Ia juga berharap pemerintah dapat memastikan para orang tua menyekolahkan anak mereka di sekolah terdekat sesuai tempat tinggal mereka.

Seperti diketahui, PPDB di Kota Mataram tahun 2024, meninggalkan masalah. Sekolah di tengah kota membeludak siswa baru, tetapi sekolah pinggiran justru kekurangan siswa. Fenomena ini terus terulang setiap tahun tanpa jalan keluar.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Syarafudin, S.Pd., M.Pd., juga mengharapkan SPMB bisa membuat semua sekolah terpenuhi kuota siswa barunya.

“Dengan adanya peraturan baru ini diharapkan semua sekolah terpenuhi peserta didiknya. Berbeda kalau di Mataram itu yang terjadi kan ada beberapa sekolah yang overload (melewati kapasitas). Jadi yang kita harapkan nanti ke depan tidak terjadi seperti itu,” ujar Syarafudin. (sib)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO