Mataram (Suara NTB) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem untuk tiga hari kedepan terhitung dari 10 sampai 13 Februari 2025. Kondisi ini menjadi dampak dari munculnya fenomena lain yaitu Bibit Siklon Tropis Invest 96S.
Kemunculan bibit siklon tropis ini memicu ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah perairan selatan NTB. Sementara untuk jalur penyeberangan Selat Lombok dan Selat Alas masih tinggi berkisar antara 1,25 sampai 4 meter.
Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM), Satria Topan Primadi saat dikonfirmasi melalui WhatsApp di Mataram, Senin (10/2).
Ia menjelaskan, fenomena Bibit Siklon Tropis Invest 96S terjadi disekitar perairan sebelah barat Australia yang menyebabkan konvergensi atau perlambatan kecepatan angin khususnya di wilayah atas pulau Lombok dan Sumbawa.
Dengan adanya perlambatan angin, kata Topan Primadi, awan konvektif terhitung banyak di atas wilayah NTB. Situasi ini membawa pengaruh pada kelembaban udara juga dikategorikan basah di berbagai lapisan sehingga untuk potensi hujan lebat masih dibilang cukup banyak.
Selain faktor kemunculan fenomena baru, kondisi dinamika atmosfer ini juga didukung oleh fenomena La Nina yang saat ini masih aktif.
Pihaknya juga mengungkap adanya potensi peningkatan pertumbuhan awan konvektif (awan Cumulunimbus) di beberapa wilayah NTB. Wilayah dengan potensi hujan sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang pada periode 10 – 13 Februari 2025.
Kondisi cuaca ekstrem juga mempengaruhi tinggi gelombang laut. Pihaknya menuturkan saat ini masih dalam level waspada, sekitar 1,25 sampai 4 meter.
“Ini cukup membahayakan terutama bagi perahu perahu nelayan, dan juga untuk wilayah selatan NTB. Imbauan juga kami berikan kepada kapal-kapal yang melintas di wilayah perairan selatan NTB,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di wilayah rawan bencana agar terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat. Bekerjasama dengan stakeholder terkait menjadi langkah antisipasi terhadap dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir Rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang. (nia)