Dompu (Suara NTB) – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Bima yang membawahi wilayah Bima dan Dompu menargetkan serapan gabah setara beras mencapai 43.000 ton pada 2025. Serapan gabah dilakukan oleh mitra sesuai syarat yang ditentukan untuk penyerapan gabah dan beras.
“Kita sudah mulai melakukan penyerapan gabah petani. Sampai kemarin, sudah masuk 400 ton setara beras pada gudang Bulog,” kata Kepala Perum Bulog Cabang Bima, Heri Sulistiyo saat dihubungi, Minggu, 9 Februari 2025.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional RI no 2 tahun 2025 tentang perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras, untuk gabah kering panen (GKP di tingkat petani kualitas kadar air maksimal 25 persen dengan kadar hampa maksimal 10 persen harganya Rp6.500 per kg. Untuk Gabah Kering Panen (GKP) di penggilingan dengan kualitas yang sama pada petani harganya Rp6.700 per kg.
Untuk gabah kering giling (GKG) di penggilingan dengan kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen harganya Rp8 ribu per kg. kualitas yang sama pada Gudang Bulog harganya Rp8,2 ribu per kg.
Sementara untuk beras dengan derajat sosoh minimal 100 persen, kadar airnya maksimal 14 persen, dan butir patah maksimal 25 persen, butir menir maksimal 2 persen harga pembelian pemerintah Rp12 ribu per kg. “Kita akan membeli gabah dan beras petani sesuai syarat yang ditentukan,” katanya.
Saat ini, gabah petani belum banyak yang dipanen. Petani yang panen gabahnya saat ini adalah mereka yang bercocok tanam pada Oktober hingga awal November 2024. Sementara puncak panen diperkirakan pada Maret hingga Mei 2025 mendatang.
Heri Sulistiyo berharap, Bulog bisa maksimal menyerap gabah petani tahun 2025. Gabah yang diserap, selain untuk memenuhi kebutuhan gabah pemerintah bagi Masyarakat, juga untuk program stabilisasi harga di Tingkat Masyarakat. “Selain membantu petani menyerap gabahnya, juga untuk memenuhi kebutuhan beras nasional dan Masyarakat,” katanya. (ula)