spot_img
Senin, Februari 10, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK UTARAKonstruksi Jalan Lapen Sebagian Dirabat, ULP Klaim Tak Sentuh Ranah Teknis

Konstruksi Jalan Lapen Sebagian Dirabat, ULP Klaim Tak Sentuh Ranah Teknis

PEMBANGUNAN ruas jalan Dusun Medain – Tuban, Desa Tegal Maja, mengundang pertanyaan. Pasalnya, sekitar 100 meter ruas jalan dengan konstruksi lapen tersebut, dikerjakan dengan cara rabat menggunakan campuran semen. Alih-alih rabat berada di ujung atau titik akhir ruas jalan, rabat justru berada di titik nol atau titik awal yang menyambung konstruksi hotmix.

Informasi yang dihimpun koran ini, proyek konstruksi pada ruas jalan tersebut bernilai Rp2.720.000.000. Mengacu pada informasi LPSE – ULP Kabupaten Lombok Utara (KLU), proyek tersebut dimenangkan oleh CV. Fenta Jaya dengan nilai kontrak Rp 2.654.747.067.

Dari tayangan pada ULP pula, proyek tersebut “dilamar” oleh 14 badan usaha swasta. Namun dari semua pelamar, hanya CV. Fenta Jaya yang melakukan penawaran secara resmi sehingga CV tersebut diklaim sebagai penawar tunggal.

Plt. Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa, Hasto Wahjono, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, mengaku tidak mengetahui hal teknis yang berkaitan dengan konstruksi jalan yang sebagiannya kecilnya dirabat tersebut. Namun demikian, ia memastikan bahwa tipe konstruksi paket jalan tersebut adalah seluruhnya lapen.

“Paket ruas jalan Medain – Tuban kalau tidak salah, itu tender dini tahun 2024 dengan pagu Rp 2,72 miliar. Mengenai proses pekerjaan,l saya rasa itu jadi tanggung jawab dinas. Kalau secara tender, saya jamin tidak ada masalah,” ungkap Hasto, Jumat, 7 Februari 2025.

Ia juga mengakui, jika proyek tersebut dilamar oleh 14 peserta (perusahaan). Hanya, dalam proses tawar menawar, hanya 1 pendaftar, yakni CV. Fenta Jaya yang melengkapi seluruh dokumen hingga dinyatakan sebagai pemenang tender.

Hasto mengklaim tidak mengetahui perihal Juklak/juknis proyek yang bersumber dari DAK Transportasi Pedesaan tahun 2024. Sesuai usulan pekerjaan, kualitas konstruksi adalah jalan lapen dikarenakan untuk mengejar panjang jalan sembari menunggu peningkatan kualitas kalan pada anggaran tahun-tahun berikutnya.

“Secara teknis lapangan dinas yang tahu. Tapi dengan anggaran segitu (Rp 2,654 miliar), ya bisa kira-kira 3 sampai 4 kilometer. Titik nol memang dari Medain. Apakah itu bisa menjadi masalah (dimulai dengan rabat), kita akan tahu setelah BPK masuk,” ucap Hasto. (ari)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO