Lombok Barat (Lobar) memiliki banyak objek wisata yang belum dikelola secara maksimal. Salah satunya, adalah Desa Lebah Sempaga di Kecamatan Narmada. Berada di kaki Gunung Layur, di sisi tenggara Gunung Rinjani, Desa Lebah Sempaga menawarkan suasana pedesaan yang asri dengan pemandangan alam yang menakjubkan.
GUNUNG Rinjani dan anak-anaknya bisa dinikmati dari lokasi ini. Sungai alami mengalir melintasi lembah, dan deretan tebing batu yang terukir indah oleh alam akan memberikan kesan puas bagi para pengunjung yang datang.Di beberapa titik, terdapat sejumlah gua, namun yang paling populer adalah Gua Lawah, atau sering disebut Gua Gerodokan oleh sebagian warga.
Pemerhati Potensi Wisata Adith R Alfath, menjelaskan, Gua Lawah bukanlah sebuah destinasi wisata baru. Sejak awal tahun 90-an, gua ini telah menjadi lokasi perkemahan yang populer di kalangan pecinta alam. Keberadaan lahan lapang yang cukup luas di atas badan gua yang dikelilingi pepohonan lebat, menjadikannya tempat yang sempurna untuk berkemah (camping).
Pada masa lampau, ujarnya, Gua Lawah merupakan tempat masyarakat kuno Suku Sasak menyepi dan bermeditasi untuk mencari ketenangan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah uang kepeng kuno dan benda pusaka yang tertimbun di balik dinding gua dan di antara deretan altar batu yang tersebar di dalam masing masing ruang gua.
‘’Cerita tutur mengatakan bahwa keberadaan Gua Lawah telah diketahui sejak zaman Anak Agung. Konon, salah seorang keluarga raja pernah menyusuri gua dengan bermodalkan seikat bobok (daun kelapa kering) sebagai penerang dan keluar di Gua Lawah, Klungkung, Bali. Kemungkinan dari peristiwa itulah gua ini mendapatkan namanya sebagai Gua Lawah. Sebuah nama yang sama persis dengan Gua Lawah di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali,’’ terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Ekbis NTB, Minggu, 9 Februari 2025.
Adith menambahkan, Pulau Lombok memiliki landskap yang didominasi oleh pegunungan dan keberadaan gua bisa ditemukan di banyak tempat pulau Lombok. Hanya saja belum “satupun” yang dikelola dengan baik sebagai sebuah destinasi wisata. Bahkan sebuah gua yang berada di pusat turis, seperti Gili Trawangan, belum tersentuh sama sekali.
‘’Padahal gua tersebut tidak hanya menawarkan keunikan kontur alam, tetapi juga menyimpan sejarah pendudukan Jepang di masa lalu,” jelasnya.
Bagi masyarakat Pulau Lombok, ujarnya, kegiatan menjelajahi gua bukanlah hal yang baru. Sejak zaman dahulu kala, masyarakat Lombok telah terbiasa menjadikan gua sebagai lokasi bertapa atau semedi yang pada praktiknya sama saja dengan meditasi bagi para Yogis.
“Melihat fakta ini, Lombok memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi caving yang layak diperhitungkan oleh para petualang, bahkan Speleolog yang mempelajari tentang gua. Bagi wisatawan umum, beberapa gua di pulau Lombok bisa menjadi destinasi semi-adventure dan Wellness Retreat. Salah satunya ya Gua Lawah ini.” Jelas Adit.
Selain Gua Lawah, ujarnya, terdapat sebuah sungai alam yang pada peta Hindia Belanda terbitan tahun 1894 disebut Eat Palang. Sungai ini mengalir persis di bawah badan gua, dan di sisi kiri serta kanannya terdapat sekitar 9 air terjun kecil yang cukup cantik yang memperkuat keindahan alam dan daya tarik Desa Lebah Sempaga sebagai destinasi wisata caving dan camping yang berbeda dengan tempat lainnya di pulau Lombok.
Menurut Sapta Setiawan, Pelopor dan Penggiat Pariwisata Desa Lebah Sempaga, sembilan air terjun yang mengalir dari dinding dinding tebing sungai baik di sisi kiri maupun kanan sejatinya memiliki debit air yang besar dan konsisten sepanjang tahun, namun sebagian besar airnya telah dimanfaatkan untuk keperluan PDAM, PLTMH, dan juga untuk keperluan air minum warga Desa Lebah Sempaga.
Sementara, Mada, selaku pengelola wisata Gua Lawah Lebah Sempaga, menjelaskan untuk mendukung kebutuhan para pengunjung, telah tersedia sejumlah fasilitas yang lengkap dan memadai. Hal ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan pengalaman berkemah yang menyenangkan bagi setiap pengunjung.
Beberapa fasilitas yang tersedia antara lain, toilet, musala, warung deret, listrik, area parkir, akses masuk: ‘’Akses masuk ke lokasi wisata yang sudah di rabat dengan jarak hanya 230 meter dari badan jalan utama Desa Lebah Sempaga, memudahkan pengunjung untuk mencapai lokasi tanpa kesulitan,’’ terangnya.
Selain itu, bagi pengunjung yang ingin berkemah tetapi tidak membawa peralatan, Wisata Gua Lawah Lebah Sempaga juga menyediakan penyewaan berbagai perlengkapan camping, seperti tenda, hammock, griller, dan keperluan lainnya. Fasilitas ini dirancang untuk memastikan pengunjung dapat menikmati pengalaman berkemah tanpa harus repot membawa banyak barang.
‘’Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat memancing di kolam ikan nila yang berada di lokasi. Ikan hasil tangkapan dapat langsung dipanggang di tempat yang telah disediakan, menambah keseruan dan kenikmatan berkemah di Gua Lawah,’’ ujarnya. (ham)