Pembatasan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition” (Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran) karena kebijakan pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sejatinya akan cukup terdampak pada kegiatan-kegiatan kepariwisataan.
Namun, bagi pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), kebijakan tersebut tak terlalu dirisaukan.
Ketua BPPD Provinsi NTB, Sahlan M Saleh, bersama pengurus lainnya, Dewantoro Umbu Djoka menegaskan, efisiensi anggaran dan pembatasan perjalanan dinas pemerintah tidak menjadikan itu sebagai sebuah permasalahan.
“Justru, kita harus keluar dari kesulitan itu,” katanya.
Jika MICE tidak lagi dapat diharapkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTB, yang harus dilakukan adalah penguatan promosi untuk leasure. Kegiatan wisata leisure adalah kegiatan yang dilakukan di waktu luang untuk bersenang-senang dan istirahat dari rutinitas sehari-hari. Kegiatan ini juga bisa disebut sebagai wisata rekreasi.
“Supaya menutupi biaya-biaya personal hotel. Supaya okupansinya terjaga. Leisure kita tingkatkan, sport tourism kita tingkatkan. Jangan terpaku pada MICE kalau memang MICE ada keterbatasan karena APBN,” tambah ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Provinsi NTB ini.
Astindo sendiri ditegaskannya kembali, tak khawatir dengan kebijakan pembatasan anggaran dan perjalanan dinas pemerintah ini. Justru selama ini industri pariwisata di Astindo NTB kebanyakan mendapat paket paket wisata leasure ketimbang MICE. Dua negara yang paling potensial sebagai sumber wisatawan adalah Malaysia dan Australia. Apalagi dengan semakin banyaknya penerbangan langsung dari dan ke Lombok.
Untuk mendatangkan wisatawan dari dua negara tersebut, dan negara-negara lainnya, BPPD NTB terus berkolaborasi dengan asosiasi-asosiasi pariwisata di masing-masing negara untuk membuat paket-paket wisata ke Lombok dan Sumbawa.
Sementara itu, pengurus BPPD NTB yang juga Ketua ASITA NTB, Dewantoro Umbu Djoka menambahkan, NTB memiliki pemimpin baru, Lalu Muhammad Iqbal yang notabenenya adalah mantan duta besar, diyakini memiliki kekuatan hubungan internasional yang cukup kuat. Terutama dengan diplomat-diplomat yang ada di berbagai negara di dunia.
Kekuatan jaringan Gubernur NTB yang baru ini diyakini akan menghadirkan solusi lain.
“Bisa saja Pak Gubernur nanti mendatangkan event-event skala ASEAN, baik event olahraga maupun event MICE. Kan tinggal koordinasi sesama jaringan Dubes dan teman teman di luar negeri. Untuk berkegiatan di NTB,” ujarnya.
“Beliau ini kan punya kawan-kawasan, bisa saja diajak rapat duta besar se ASEAN di NTB. Atau ada kegiatan tenis lapangan bersekala internasional yang dilaksanakan di NTB. Saya positifnya di sana sama gubernur yang baru ini,” tandasnya. (bul)