DINAS Perindustrian dan Perdagangan Lombok Barat (Lobar) memastikan stok kebutuhan gas LPG 3 kilogram atau elpiji melon aman saat puasa hingga lebaran. Hal ini setelah dilakukan pengecekan ke pihak Pertamina yang menjamin stok LPG tersebut tak ada masalah.
Namun untuk mengantisipasi gejolak, pihak pengusaha mulai dari pengecer, agen hingga pangkalan diingatkan agar jangan nakal dengan memanfaatkan situasi maupun harga.
Kadisperindag Lobar H Maksum menjelaskan bahwa, untuk ketersediaan LPG sejauh ini aman. “Hasil koordinasi kami dengan PT Pertamina, stok kebutuhan LPG dijamin aman selama puasa hingga lebaran,”kata dia akhir pekan kemarin.
Namun guna memastikan itu pihaknya akan melakukan Sidak ke semua SPBE yang ada di wilayah Lombok Barat. Hal ini sebagian upaya untuk memastikan stok LPG ini aman selama puasa kedepan agar jangan sampai terjadi gejolak.
Lebih lanjut soal harga LPG tergantung jarak tempuh. Gas subsidi 3 kilogram tidak boleh dijual lebih dari Rp18 ribu, kecuali jarak tempuhnya. Mengacu Surat Keputusan Gubernur yang telah menetapkan HET LPG 3 kilogram subsidi Rp18 kilometer, dimana agen dan pangkalan LPG di NTB harus menjual sesuai HET tersebut. HET ini berlaku untuk daerah yang berada di radius maksimal 60 kilometer dari depot LPG atau SPBE.
Untuk daerah yang berada di radius 60 sampai 120 kilometer dari depot LPG atau SPBE itu berlaku HET harga Rp18.750 ribu. Namun ada juga yang lebih dari itu (jarak tempuh lebih dari 120 kilometer), HET nya Rp19.500.
“Tidak boleh dijual lebih dari HET. SK ini jadi rujukan kita,”tegasnya.
Terkadang di tingkat pengecer diduga menjual lebih dari HET, ada yang kisaran Rp19-20 ribu. Sehingga pihaknya pun mewaspadai adanya harga di tingkat bawah justru lebih dari itu, sehingga pihaknya pun rencananya turun Sidak.
Alur penyaluran atau distribusi LPG ini sendiri dari Depot ke SPBE kemudian SPBE ini menyalurkan ke agen, lalu dari agen ke pangkalan. Selanjutnya pengecer mengambil dari pangkalan. Satu agen memiliki beberapa pangkalan. Sedangkan pangkalan langsung ke pengecer dan warga membeli ke pengecer.
“Kalau pangkalan melebihi dari HET, tidak boleh apalagi dari pengecer itu nanti tidak mau dibeli oleh Warga. Ini warga sudah jeli mengawasi,”jelasnya.
Ia menambahkan, selain LPG pihaknya juga melakukan beberapa langkah strategis untuk memastikan kebutuhan bapok penting aman. Salah satu upaya mengamankan dengan berkoordinasi dengan OPD terkait. Sebab tidak bisa dengan lisan saja, namun juga aksi upaya dengan OPD lain agar ketersediaan bapok aman.
“Itu kita koordinasikan dengan Dinstan, Ketahanan Pangan dan Bulog. Besok Senin (hari ini) rencana kami rapat dengan Bulog,”kata dia. (her)