Mataram (Suara NTB) – Dinas Sosial Provinsi NTB menyalurkan bantuan logistik bagi korban terdampak banjir sebanyak 575 Kepala Keluarga di berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pendistribusian dilakukan sejak 9 Februari hingga saat ini, oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) di masing-masing kabupaten/kota.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi NTB, Dr. H. Ahsanul Khalik, menjelaskan, penyisiran terhadap korban banjir, angin puting beliung dan longsor telah dilakukan selama beberapa hari. Hal itu disampaikan saat dikonfirmasi melalui WhatsApp pada Selasa, 11 Februari 2025 di Mataram.
Jenis bantuan yang didistribusikan kepada korban terdampak bencana, diantaranya kasur, tenda gulung, perlengkapan anak-anak (kidsware), selimut, perlengkapan keluarga (family kit), makanan siap saji dan makanan anak. Bantuan logistik tersebut disebar di beberapa wilayah yaitu Lombok Timur sebanyak 405 paket, Lombok Barat 645 paket, Lombok Tengah 395 paket, Lombok Utara 390 paket, Kota Mataram 620 paket dan Pulau Sumbawa 1.250 paket.
“Data itu masuk dalam estimasi bantuan logistik kejadian bencana hidrometerologis yang sudah berjalan. Kami juga menyiapkan stok logistik di gudang Dinas Sosial yang sebagian besar merupakan bantuan yang kita dapatkan dari Kementerian Sosial,” ucapnya.
Khusus untuk wilayah Lombok Barat dan Sumbawa Barat telah dibangun dapur umum bagi masyarakat terdampak. Dibantu warga setempat, kata Khalik, saat ini yang sudah berjalan kegiatan dapur umum Lombok Barat dengan menyediakan 3.000 bungkus makanan per harinya. Jumlah tersebut disebar ke tiga desa yaitu Desa Karang Bangkot, Desa Perempuan dan Desa Kuranji.
Selain itu, Dinas Sosial NTB juga menghimpun korban bencana meninggal dunia yang sudah mendapatkan rekomendasi pengajuan santunan ahli waris. Tercatat 13 orang korban bencana meninggal dunia, yang berasal dari Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Tengah.
Pihaknya mengaku akan terus melakukan penyisiran di seluruh wilayah yang terendam banjir agar pendistribusian dapat dirasakan secara merata. Ia mengimbau agar tidak memanfaatkan momen musibah ini untuk mengambil keuntungan pribadi.
“Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, kami selalu melakukan pengawasan dan pemantauan, juga ditetapkan dalam berita acara dan foto sebagai bukti,” ungkapnya. (nia)