Mataram (Suara NTB) – Hujan deras di sertai angin kencang, mengakibatkan Lingkungan Karang Bata, Kelurahan Abian Tubuh, Kecamatan Sandubaya, terendam banjir. Pantauan Suara NTB, banjir yang terjadi pada pukul 08.30 Wita pada, Senin, 10 Februari 2025 di Lingkungan Karang Bata, Kelurahan Abian Tubuh, dengan ketinggian diperkirakan mencapai satu meter atau seukuran paha orang dewasa.
Hal itu mengakibatkan warga sibuk mengevakuasi barang-barang berharga mereka. Barang berharga dievakuasi seperti lemari es, televisi, dan tempat tidur.
Mahzab, warga Lingkungan Karang Bata, Kelurahan Abian Tubuh mengatakan, kejadian banjir paling parah terjadi karena air masuk masuk ke dalam rumah. Ia bersyukur barang-barang berharga miliknya masih bisa diselamatkan.
“Ini paling besar. Tumben terjadi, sampai masuk ke dalam rumah. Barang kayak kasur dan kulkas bisa diselamatkan,” ujar Mahzab saat dijumpai di rumahnya pada, Senin (10/2).
Penyebab banjir akibat luapan sungai. Ia berharap pemerintah menormalisasi Sungai Ancar, agar mampu menampung volume air lebih besar.
Sementara itu, Lurah Abian Tubuh, Adi Indra Pratama menjelaskan, hujan deras mengakibatkan sungai meluap dan mengakibatkan rumah warga terendam banjir. Lingkungan Karang Bata disebut rawan terjadi banjir. “Memang Abian Tubuh ini rawan banjir. Airnya datang dari arah timur,” katanya.
Indra memperkirakan ada sekitar 2.000 kepala keluarga yang terdampak banjir. Namun yang paling parah terjadi hingga ketinggian air mencapai paha orang dewasa terjadi tiga titik, seperti di Lingkungan Karang Bata Selatan, Lingkungan Karang Bata Utara dan Lingkungan Gedur Kelurahan Abian Tubuh.
“Kalau semuanya di Abian Tubuh ini sekitaran 2.000 KK, tapi yang paling parah itu sekitar 700 KK di Lingkungan Karang Bata. Ketinggian banjir mencapai paha orang dewasa,” ujarnya.
Ia berharap Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I beserta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, menormalisasi sungai sebagai antisipasi jangka pendek. Sedangkan, penanganan jangka panjang adalah membangun bendungan.
“Kami berharap kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk menormalisasikan kali kemudian untuk solusi jangka panjang membuat bendungan,” demikian kata dia. (pan)