Giri Menang (Suara NTB) – Sejumlah daerah di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dilanda bencana banjir pada Senin, 10 Februari 2025. Beberapa daerah diidentifikasi cukup parah terendam banjir dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa atau sekitar 1 meter.
Di beberapa desa, banjir masih menggenangi rumah-rumah penduduk hingga Senin, 10 Februari 2025. Mereka membutuhkan logistik berupa makanan siap saji, selimut, air bersih, dan obat-obatan.
Di Dusun Jeranjang, Lobar terdapat 44 rumah atau KK yang terendam banjir hingga sore jelang malam hari. Bahkan hingga berita ini ditulis, rumah-rumah warga masih terendam. “Banjir masih (menggenangi) rumah warga, karena daerah ini hilir, dekat muara laut,” kata Kepala Desa Taman Ayu, M. Tajudin, Senin, 10 Februari 2025.
Banjir dipicu luapan air sungai yang berada dekat perkampungan warga. Bahkan air meluber dari irigasi dan persawahan warga yang tak mampu menampung debIt air. Pihaknya tidak tahu, apakah banjir ini dampak dari pembuatan saluran sungai di daerah dekat PLTU. Namun,S pihaknya sudah mengantisipasi dengan membuatkan dua muara. Ia mengakui, banjir ini memang dampak tingginya intensitas hujan.
Pihaknya akan mengungsikan warga sementara waktu sembari menunggu kondisi banjir. Apalagi kondisi saat ini, ketinggian banjir hampir 1 meter, bahkan banjir masih menggenangi hingga ke dalam rumah warga. Pihaknya pun sudah rapat di rumah Kadus membahas kondisi ini, termasuk untuk memasok makanan pada malam harinya.
“Kami rencana mau buat dapur umum, tetapi dari warga bilang, mereka akan mengungsi ke rumah keluarga. Nanti masak di rumah keluarga,” imbuhnya.
Warga yang mengungsi mencapai setengah dari penduduk di dusun itu. Namun, kalau banjir makin besar, maka semua warga diungsikan. “Yang mendesak saat ini, warga butuh makan, minum, selimut, dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, warga di Dusun Karang Midang Desa Jagaraga Indah, menuturkan air mulai naik sekitar pukul 10.00 Wita. “Banjir setinggi paha ini, sampai masuk ke dalam rumah,” kata H.M. Suparman, salah seorang warga.
Meski demikian, untungnya barang dan perabotan bisa diselamatkan ketika air banjir naik ke rumahnya. Banjir itu mengakibatkan seluruh ruangan rumahnya terendam. Ia pun belum bisa menempati rumah sehingga terpaksa mengungsi sementara waktu. “Tidak bisa tidur, tepaksa sementara waktu pindah ke belakang,” imbuhnya.
Ia dan warga lain pun butuh bantuan logistik berupa makanan, minuman, selimut, dan lainnya untuk kebutuhan sementara waktu ke depan. Ia juga berharap agar pemerintah memperbaiki saluran kali yang ada di daerah itu agar rencana banjir tidak terulang. (her)