Giri Menang (Suara NTB) – Dampak bencana banjir di dua kecamatan di Lombok Barat (Lobar), yakni Labuapi dan Kediri mulai menyerang warga. Korban terdampak yang sudah kembali ke rumah masing-masing maupun di lokasi pengungsian mengeluh diserang penyakit gatal-gatal, flu atau gangguan pernapasan dan diare.
Seperti warga terdampak bencana yang tinggal di Dusun Karang Bangket Desa Kuranji, dekat Maura dan daerah aliran sungai. Ketika banjir bandang menerjang, ketinggian air hingga lebih dari satu meter, sehingga mereka harus mengevakuasi diri ke musala.
Air banjir berasal dari luapan air sungai. Ditambah beronjong sungai tidak ada. “Jangankan kami di sini. Di Perampuan dan lainnya saja tidak ada,” kata H Fauzi, Selasa, 11 Februari 2025.
Kondisi warga saat ini banyak mengeluh sejumlah penyakit. “Banyak warga alami gatal-gatal, diare dan lainnya,” tuturnya.
Sementara bantuan logistik yang diberikan berupa air minum dan nasi bungkus. Sementara ini warga tidak bisa memasak, karena masih terendam. Sumur-sumur warga juga tercemar air banjir. Warga membutuhkan bantuan obat-obatan.
Saat bersamaan, tim Dinas Kesehatan dan Puskesmas Perampuan turun melayani pemeriksaan dan pengobatan bagi warga setempat.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Lobar, Dr. H. Â Syamsuriyansyah, MM. M.Kes., mendorong Pemkab dalam hal ini Dinas Kesehatan lebih tanggap dan pro aktif turun menangani warga. “Dampak banjir ini bagi kesehatan yang utama, beberapa penyakit yang disebabkan dampak banjir seperti diare, DBD, ISPA dan gatal-gatal,”katanya.
Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Dikes untuk meminta pro aktif turun melakukan pertolongan pertama. Di mana hasil ia turun ke lokasi banjir, hingga ke daerah pinggiran seperti di Kuranji, butuh bantuan obat-obatan. “Saya turun ke daerah pinggiran, itu kondisi hujan, mati lampu, mana ada bantuan ke situ,”kata dia.
Langkah kongkret harus dilakukan Dikes bersama semua jajaran puskes dalam percepatan penanganan kesehatan warga yang terdampak.(her)