Mataram (Suara NTB) – Sidzia Madvox yang lebih dikenal sebagai musisi kembali merilis karya komik terbarunya berjudul “Lapar Tengah Malam”. Berbeda dibandingkan komik-komik sebelumnya, komik strip terbaru Sidzia Madvox ini tampil dengan halaman penuh warna.
Peluncuran komik terbaru Sidzia Madvox berlangsung di salah satu restoran di Mataram, pada Selasa (11/2) lalu. Pria yang akrab disapa Sidz ini memaparkan, komiknya kali ini berbeda dengan komik-komik sebelumnya yang ia buat.” Yang menjadi menarik adalah komik ini berwarna dan dicetak secara fisik,” ujarnya.
Melalui komik berwarna, Sidzia ingin agar para pembaca lebih segar dalam melihat setiap halaman, serta lebih mudah mengerti cerita di komik strip ini. Komik ini juga bisa diakses secara digital. Komik ini masih bergenre humor, yang merupakan ciri khas dari Sidzia Madvox dalam setiap karya-karyanya. Namun tetap ada pesan tersembunyi di setiap karya-karyanya.
“Pesan yang ingin disampaikan adalah bagaimana kita peduli terhadap makhluk hidup lainnya. Agak satire namun dibalut dengan unsur/genre komedi. Sebenarnya tidak bermaksud untuk humor, tetapi pada akhirnya kita dapat menertawakan kesedihan atau kekonyolan itu sendiri,” ujar Sidzia.
Proses pengerjaan komik Lapar Tengah Malam terbilang cepat, yakni sekitar dua minggu. Komik yang juga merupakan official merchandise Sidzia Madvox dibanderol dengan harga Rp30 ribu.
Total ada tujuh komik yang telah diluncurkan oleh musisi solois ini. Ia membuat komik dan membukukannya sejak tahun 2010. Komik pertamanya berjudul Pesta Tak Teduga dengan nama Sidzia, bukan Sidzia Madvox. Uniknya, Sidzia memilih membuat komik justru karena ia tidak begitu suka membaca komik.
“Memilih komik karena saya tidak begitu suka membaca komik. Saya lebih tertarik ke visual, seperti melihat sampul komik buatan DC. Bagaimana agar saya suka membaca komik, akhirnya saya membuat versi komik saya sendiri dengan cerita-cerita yang ada di tongkrongan,” jelas Sidzia.
Ia memang sejak kecil sering menggambar, karena orang tuanya juga seniman. Ia menceritakan pengalaman pertama kali membuat komik, tepatnya pada tahun 2010 dengan membuat komik di aplikasi coreldraw.
“Saat itu saya lagi menunggu klien yang memesan desain untuk keperluan kantornya. Sembari menunggu, saya iseng-iseng membuatnya di coreldraw. Dan akhirnya berlanjut hingga beberapa halaman,” kisah Sidzia.
Komik, bagi Sidzia merupakan media untuk mendekatkanya dengan teman-teman, selain bernyanyi dari panggung ke panggung. Komik-komik Sidzia banyak menceritakan keseharian. Melalui komik, ia seperti mencatat kisah keseharian yang kerap kali luput dari pengamatan banyak orang.
“Tidak ada pesan yang sengaja dibuat di komik-komik saya. Tetapi bila disadari, banyak juga yang ternyata selama ini luput dari pengamatan kita. Komik Sidzia Madvox berceritakan keseharian, jadi mudah dimengerti,” pungkas Sidzia. (ron)