spot_img
Sabtu, Februari 22, 2025
spot_img
BerandaNTBSUMBAWASumbawa Masih Butuh Puluhan Jaringan irigasi Tersier

Sumbawa Masih Butuh Puluhan Jaringan irigasi Tersier

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pertanian (Distan) Sumbawa, mengaku masih membutuhkan puluhan titik jaringan irigasi tersier di sejumlah kecamatan dan desa untuk mensukseskan program swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah.

“Sampai dengan hari ini belum semuanya terbangun terutama di beberapa daerah irigasi (DI) salah satunya di bendungan batu bulan, Mamak dan Tiu Kulit padahal itu sangat dibutuhkan oleh para petani,” kata Kadistan kepada Suara NTB, melalui Kabid Prasarana pertanian, Sukiman, Minggu, 16 Februari 2025.

Diakuinya, sebagai besar jaringan tersier saat ini masih belum bersifat permanen melainkan hanya jaringan tanah. Sehingga aliran air ke areal pertanian petani tidak bisa digunakan secara maksimal lantaran terserap ke dalam tanah.

“Kita masih sangat-sangat terkendala terutama saat pembagian air ke petani, apalagi sekarang tidak ada sifatnya gotong-royong dalam membersihkan jaringan,” sebutnya.

Ia menambahkan, jaringan tersebut belum termasuk yang rusak jumlahnya juga sangat banyak sehingga berdampak pada hasil produksi pertanian. Apalagi saat ini komoditas sebagian besar penduduk Sumbawa adalah padi sehingga sangat terkendala dengan jaringan yang ada saat.

“Kalau musim hujan sih gak ada masalah terkait jaringan yang eksis saat ini, tetapi jika musim kemarau baru menjadi masalah besar bagi petani karena debir air yang semakin berkurang,” sebutnya.

Terkait dengan kondisi tersebut, Kiemes sapaan akrabnya mengaku setiap tahun pasti ada anggaran untuk penanganan jaringan irigasi tersier. Hanya saja tahun ini (2025), pihaknya belum mendapatkan kepastian untuk program tersebut di tengah efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.

“Kita sudah sering memasukkan program tersebut ke pemerintah pusat melalui e- proposal, karena memang itu yang dibutuhkan terutama daerah pertanian yang memiliki DI permanen,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong masalah ini melalui dana yang bersumber dari Pokok Pikiran (Pokir) anggota DPRD mulai dari tingkat Kabupaten, Provinsi, bahkan pusat. Hanya saja hasilnya belum maksimal karena masih banyak jaringan yang belum diintervensi.

“Kami akan terus berkomitmen agar keberadaan jaringan ini bisa maksimal sehingga apa yang menjadi keluhan petani setiap musim panen dan tanam tidak terkendala,” tukasnya. (ils)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO