Giri Menang (Suara NTB) – Warga Meang Dusun Pangsing Desa Persiapan Pengantap Kecamatan Sekotong, Lombok Barat (Lobar) tidak saja menderita karena jalan rusak parah. Namun ratusan jiwa di daerah perbukitan itu terisolir dari pelayanan sinyal telekomunikasi. Daerah itu blank spot, sinyal telekomunikasi sulit diakses.
Padahal daerah itu memiliki potensi besar dari sejumlah sektor, seperti pariwisata, pertanian, perkebunan, peternakan. Namun akibat akses dasar yang buruk menyebabkan semua potensi daerah ini terhambat.
Mantre, warga Meang menuturkan bahwa kondisi daerah itu tidak saja jalannya yang rusak parah hingga menghambat segala Sektor. “Harga hasil panen kita tidak ada harganya (murah), karena akses pengangkutan sulit,” keluh dia kepada suara NTB, Minggu (16/2/2025).
Hasil panen jagung harganya sangat murah, sehingga petani pun hanya mendapatkan lelahnya saja. Per timbang jagung dibeli Rp350 ribu, dibanding tempat lain bisa mencapai Rp500 ribu.
Selain itu, pariwisata di daerah itu bagus. Namun sayang terkendala jalan rusak. Bahkan daerah itu pernah akan dibangun Resort dan Lapangan Golf, namun menguap hingga kini. Ia berharap daerah itu diperhatikan, terutama jalan, karena listrik di daerah itu sudah ada. “Listrik ada, tapi jalan kita rusak bagiamana mau beraktivitas, itu paling kita ingin, dambakan,” harap dia.
Marwin, warga Meang lainnya mengaku sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi hasil panen terhambat di daerah itu, karena akses jalan tidak memungkinkan. “Harapan kami Pemda atensi kondisi kami,” imbuhnya.
Ia juga mengeluhkan kondisi daerah itu yang tidak ada sinyal. “Di sana blank spot tidak ada sinyal,” keluh dia.
Kades Persiapan Pengantap Saidi mengakui potensi di daerah itu besar. Seperti pertanian dan pariwisata. “Kalau jalan ini sudah bagus saya rasa potensi wisata yang ada di Meang tak kalah dengan daerah lain, karena lebih-lebih Pantai nya indah,” katanya.
Harapannya ke Pemkab agar desa ini ditetapkan menjadi desa definitif. Setelah status definitif, maka Pemdes bisa berbuat atau melakukan langkah selanjutnya dari pembiayaan dana desa (DD). (her)
