Selong (Suara NTB) – Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Lombok Timur (Lotim), drh. Achsan Nasirul Huda, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tingginya tingkat konsumsi pangan masyarakat Lotim yang dinilai terlalu boros.
Setiap tahunnya, masyarakat Lotim disebut menghabiskan dana hingga Rp 50 miliar untuk konsumsi pangan, angka yang jauh di atas rata-rata konsumsi pangan per kapita di tingkat nasional maupun internasional.
Menurut data yang dihimpun oleh Badan Pangan Nasional, masyarakat Indonesia secara keseluruhan menghabiskan Rp 551 triliun untuk konsumsi pangan setiap tahunnya. Dari angka tersebut, Lotim menyumbang sekitar Rp 50 miliar, yang menunjukkan tingginya tingkat pemborosan pangan di daerah ini.
Achsan menyebut, konsumsi pangan per kapita di Lotim mencapai 131 kilogram per tahun, sementara di negara lain angka tersebut berada di bawah 100 kilogram per kapita per tahun.
“Lotim termasuk masyarakat yang boros dalam hal konsumsi pangan. Konsumsi yang tinggi, mencapai 131 kilogram per kapita per tahun, harus menjadi perhatian serius. Di negara lain, angka ini berada di bawah 100 kilogram,” ujar Achsan kepada Suara NTB, Selasa, 18 Februari 2025.
Achsan juga menekankan masalah pangan bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor pertanian, melainkan juga menjadi urusan semua pihak, termasuk TNI dan Polri. Ia mengingatkan bahwa pangan merupakan urusan wajib pemerintah sebagai bentuk pelayanan dasar kepada masyarakat.
Luas lahan di Lotim yang mencapai 2.600 kilometer persegi, dengan 160 ribu hektar di antaranya merupakan lahan sawah pertanian dan 39.398 hektar merupakan lahan yang dilindungi, semakin menyusut. Meskipun produksi pangan di Lotim cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 12 bulan, tingginya tingkat konsumsi dan pemborosan pangan menjadi masalah serius.
“Kita harus lebih hemat dalam mengonsumsi pangan. Target kami adalah menurunkan konsumsi pangan per kapita menjadi 80-90 kilogram per tahun. Dengan jumlah itu, kami yakin akan lebih hemat,” tambah Achsan.
Achsan menegaskan tanggung jawab untuk mengurangi pemborosan pangan adalah tanggung jawab bersama. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi pangan. “Makanlah secukupnya, makan saat lapar, dan berhenti sebelum kenyang,” pesannya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tidak terlalu boros dalam menyelenggarakan acara-acara adat seperti sunatan atau acara lainnya
Data menunjukkan bahwa setiap tahunnya, sekitar 48 juta ton pangan terbuang sia-sia di Indonesia. Achsan berharap, dengan sosialisasi yang intensif, masyarakat Lotim dapat lebih sadar akan pentingnya menghemat pangan dan mengurangi pemborosan.
Menghadapi tantangan ini, DKP Lotim berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengelola pangan dengan bijak. Achsan juga mengajak semua pihak, termasuk TNI, Polri, dan organisasi masyarakat, untuk bersama-sama mengatasi masalah pemborosan pangan ini.
“Kita harus bergerak bersama. Pangan adalah kebutuhan dasar, dan kita harus memastikan bahwa tidak ada yang terbuang sia-sia,” pungkasnya.
Dengan upaya bersama, diharapkan Lotim dapat menjadi contoh dalam mengelola konsumsi pangan secara lebih efisien dan mengurangi angka pemborosan pangan di masa mendatang. (rus)