spot_img
Senin, Februari 24, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMKeluarga Risiko Stunting di Mataram Capai 11.800

Keluarga Risiko Stunting di Mataram Capai 11.800

Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram perlu mengencangkan ikat pinggang. Pasalnya, keluarga resiko stunting mencapai 11.800 kepala keluarga.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mataram, H. Muhammad Carnoto dikonfirmasi pekan kemarin bersyukur terbentuknya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, sehingga program penanganan stunting menjadi prioritas. Pemerintah pusat mengarahkan penanganan fokus pada keluarga resiko stunting tetapi dikembangkan di kampung keluarga berencana. “Di tahun 2025 kita targetkan di masing-masing kelurahan memiliki kampung KB,” katanya.

Jumlah keluarga resiko stunting di Kota Mataram mencapai 11.800 kepala keluarga. Angka ini mengalami penurunan dari sebelumnya 19.000 di tahun 2022, turun menjadi 17.000 di tahun 2023. Carnoto mengatakan, target penurunan angka keluarga resiko stunting di bawah lima persen pada tahun 2025.

Dikatakan, jika KRS turun maka anak stunting juga mengalami penurunan signifikan. “Yang penting keluarga KRS terdeteksi di Kota Mataram,” ujarnya.

Untuk mencegah KRS sejatinya kata dia, menikah cukup umur, ibu hamil terdeteksi dan ibu bersalin terpantau. Diharapkan bayi dilahirkan sehat terdeteksi dengan pemeriksaan kehamilan setiap bulan. Ia mengakui, tantangan mencegah keluarga resiko stunting pada pola asuh keluarga. Pihaknya memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada keluarga yang resiko stunting. Edukasi ini berkaitan dengan pemahaman makanan bergizi dengan cara koordinasi lintas sektor, pemanfaatan pekarangan dengan menahaman tanam yang murah dan bergizi, sehingga membantu asupan gizi. “Misalnya, bisa menanam kelor di pekarangan rumah lebih murah dan bergizi,” jelasnya.

Menurutnya, pola asuh harus diperbaiki dan mencegah pernikahan anak di bawah umur. Pencegahan perkawinan anak dikoordinasikan dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Mataram. Kecendrungan anak yang menikah di bawah umur belum siap alat reproduksinya. “Kalau yang sudah terdaftar di KUA untuk menikah tidak ada masalah karena kesehatan reproduksinya sudah siap,” jelasnya. (cem)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO