Mataram (suarantb.com) – Sebuah buku berjudul Berkhidmat Tiada Henti resmi diluncurkan pada Kamis (27/02/2025) dalam sebuah acara launching Tebar Senyum dan bedah buku di Mataram. Buku ini mengisahkan perjalanan panjang Suryadi Jaya Purnama (SJP) dalam dunia politik, pendidikan, dan sosial. Peluncuran buku ini bertepatan dengan ulang tahun ke-51 tokoh politik kawakan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
Dalam acara tersebut, SJP mengungkapkan bahwa buku ini berisi refleksi serta pemikirannya dalam membangun masyarakat melalui berbagai bentuk pengabdian yang ia jalankan, terutama di bidang politik, pendidikan, dan sosial.
“Pendekatan manajemen yang harus dilakukan dalam bidang sumber daya manusia erat kaitannya dalam tiga aspek, yaitu terukur, terstruktur, dan tersistematis, sehingga ini menghasilkan sebuah investasi jangka panjang sebagai modal dalam membangun rencana pengabdian,” ungkapnya.
Sebagai mantan Anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera, SJP juga mengungkapkan inspirasi di balik pendiriannya terhadap sebuah perguruan tinggi di NTB, yakni Lombok Institute of Technology. Dengan semangat relevansi dan transformasi, ia memilih mendirikan perguruan tinggi ini di lereng Gunung Rinjani ketimbang di pusat kota.
“Jika sebagian besar perguruan tinggi itu berada di kota, sementara masyarakat kota kebanyakan berpendidikan dan relatif ekonominya mapan, maka kami membangun perguruan tinggi di desa, di lereng Gunung Rinjani, agar masyarakat desa bisa terberdayakan secara pendidikan dan ekonomi,” jelasnya.
Peluncuran buku ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, akademisi, aktivis, serta wartawan yang turut memberikan tanggapan terhadap isi buku. Salah satu pembedah dalam acara tersebut, Prof. Mansur Mahsum, mantan Rektor Universitas Mataram, menilai bahwa buku ini mencerminkan perjalanan panjang yang penuh tantangan, namun tetap berlandaskan semangat pengabdian yang kuat.
“Relevansi dan transformasi yang ditekankan dalam buku ini harus mencerminkan nilai budaya yang ada, sehingga pembaharuan tidak meninggalkan hal-hal baik yang ada hari ini, tetapi justru berinovasi untuk kebaikan di masa depan,” ungkap Prof. Mansur.
Sementara itu, dari sudut pandang pers, Sirtupillaili menyebut bahwa SJP bukanlah sosok baru bagi dunia jurnalistik.
“Tokoh SJP telah lama dikenal oleh wartawan. Dari sudut pandang pers, buku ini juga ringan dan bisa dibaca oleh semua kalangan, terutama anak muda. Namun, mungkin perlu ditambahkan unsur romantika, seperti kisah pertemuan SJP dengan istrinya, yang tidak diungkap dalam buku ini,” ujarnya yang disambut dengan gelak tawa para peserta.
Lalu Yulhaidir, salah satu pembedah lainnya, menyoroti bagaimana SJP membangun koneksi yang kuat dengan masyarakat serta memiliki komitmen dan strategi yang matang dalam menghadirkan solusi konkret terhadap berbagai tantangan yang dihadapi.
“Saya yang setiap hari bertemu dengan beliau menyaksikan bahwa apa yang tertuang dalam buku ini baru 20% dari gagasan-gagasan yang selama ini beliau ungkapkan. Ketika kami menawarkan sebuah solusi dalam lembaga, ternyata di saat yang sama beliau telah mengetahui bahkan menyiapkan strategi yang lebih matang untuk menyelesaikan permasalahan,” jelas Yulhaidir.
Sebagai penutup acara, turut diluncurkan platform sosial filantropi bertajuk Tebar Senyum, yang berfokus pada bidang pendidikan dan ekonomi kemasyarakatan sebagai bagian dari perkhidmatan sosial yang lebih luas.
Dengan peluncuran buku Berkhidmat Tiada Henti serta platform sosial ini, Suryadi Jaya Purnama semakin mempertegas komitmennya dalam pengabdian yang berkelanjutan bagi masyarakat NTB dan Indonesia secara luas. (*)