spot_img
Senin, Maret 3, 2025
spot_img
BerandaEKONOMISelama Ramadan, PLN Diminta Perkuat SMK3, Pasokan Listrik dan Mitigasi Risiko

Selama Ramadan, PLN Diminta Perkuat SMK3, Pasokan Listrik dan Mitigasi Risiko

PLN memiliki tantangan besar selama bulan suci Ramadhan yaitu menjaga Sistem Menejemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3), ketersediaan pasokan dan kesiagaan dalam mitigasi risiko.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi saat memberikan sambutan pada Apel Penutupan Bulan K3 Nasional Tahun 2025 dan menutup serangkaian kegiatan Bulan K3 oleh PT PLN Unit Induk Wilayah NTB, di Akbar Ali Sport Center, Jumat, 28 Februari 2025.

Ia mengatakan bahwa permintaan listrik dan energi cenderung meningkat signifikan selama bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga potensi gangguan kelistrikan juga meningkat. Karenanya, Aryadi mengingatkan pentingnya menjaga kehandalan Sistem Menejemen K3, ketersediaan pasokan dan kesiagaan dalam mitigasi risiko.

“Biasanya, saat Ramadhan terjadi peningkatan pemakaian listrik. Hal ini bisa berujung pada gangguan seperti pemadaman, konsleting akibat pohon, serta penggunaan listrik berlebihan. Tak jarang pula terjadi penyambungan ilegal yang berisiko membahayakan keselamatan dan jaringan listrik,” jelasnya.

Untuk menghadapi tantangan ini, Aryadi menekankan bahwa kesadaran terhadap budaya K3 harus semakin diperkuat di seluruh jajaran PLN. PLN dituntut untuk tetap menjaga keandalan sistem kelistrikan serta memastikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja tetap menjadi prioritas utama.

Dalam sambutannya, Aryadi menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi budaya yang terus diterapkan, bukan hanya sebatas ceremony dalam Bulan K3 Nasional.

“Meskipun kegiatan Bulan K3 ini berakhir hari ini, budaya K3 harus terus kita laksanakan dalam keseharian, karena ini merupakan bagian dari kebutuhan hidup kita bersama,” ujarnya.

Kadisnakertrans NTB menyampaikan apresiasi kepada manajemen PLN UIW NTB yang telah berkomitmen dalam mengedukasi dan menyebarluaskan informasi terkait K3. Ia berharap semangat ini terus dijaga dan diterapkan dalam setiap aspek pekerjaan.

“Setiap aktivitas memiliki risikonya sendiri, bahkan saat kita duduk pun ada risikonya. Maka dari itu, jangan pernah lengah dalam menerapkan prinsip keselamatan kerja. Kesadaran dan pemahaman terhadap budaya K3 harus terus kita gaungkan, agar menjadi bagian dari kebiasaan dan karakter kita semua,” tutupnya.

General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menegaskan bahwa budaya keselamatan kerja harus menjadi bagian dari keseharian, bukan hanya dalam rangkaian peringatan Bulan K3.

Demi memperkuat kesadaran akan pentingnya K3, PLN UIW NTB telah melaksanakan berbagai program, di antaranya: Sertifikasi Ahli K3 Umum bagi pengawas pekerjaan dan pengawas K3, Edukasi K3 bagi pegawai dan mitra kerja, Upskilling melalui Kampus Yantek di masing-masing UP3.

Kemudian Edukasi Keselamatan Ketenagalistrikan bagi masyarakat umum dan berbagai lomba K3 untuk meningkatkan pemahaman terkait keselamatan kerja hingga Safety Town Hall Meeting sebagai forum diskusi penerapan K3.

“Seluruh kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun dan memperkuat budaya keselamatan kerja (safety culture) di lingkungan PLN, sehingga menjadi bagian dari keseharian seluruh pegawai dan mitra kerja,” pungkasnya.

Ia juga menekankan bahwa keselamatan kerja harus dimulai dari manajemen lini sebagai role model, dengan terus mengedukasi pegawai, mitra kerja, dan seluruh pemangku kepentingan terkait.(ris/r)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -








VIDEO