Selong (Suara NTB) – Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin dan H. Edwin Hadiwijaya (Iron – Edwin) tidak mengenal istilah 100 hari kerja dalam mengawali kepemimpinannya. Iron-Edwin menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lotim bukankah 100 hari, tapi lima tahun ke depan.
“Tidak ada program 100 hari, tapi yang jelas, kita akan mengukur kemampuan kerja kita dalam mengatasi persoalan yang mampu kita selesaikan dalam jangka waktu tiga bulan,” tegas Bupati Lotim H. Haerul Warisin usai sertijab di Kantor DPRD Lotim, Rabu, 5 Maret 2025.
Bupati menjelaskan dirinya lebih memilih pendekatan bertahap dalam mengevaluasi kebijakan dan program yang dijalankan. Ia meminta masyarakat dan seluruh pihak terkait untuk tidak terlalu cepat memberikan penilaian atau kritik terhadap kebijakan yang baru dilaksanakan.
Harapannya, kepada semua elemen masyarakat, ketika melaksanakan kebijakan tertentu, jangan terlalu cepat ditanggapi secara negatif. Diminta agar memberikan kesempatan dulu pelaksanaan program itu berjalan. “Ketika setelah satu bulan program ternyata tidak mampu dilaksanakan oleh perangkat atau pembantu kita, baru disampaikan kepada Bupati,” jelasnya.
Sesuai visi dan misinya lima tahun ke depan H. Iron mengajak masyarakat untuk menjadi masyarakat yang cerdas, arif dan bijaksana dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Ia menegaskan budaya mengkritisi kebijakan yang baru dilaksanakan sehari tanpa melihat hasil terlebih dahulu sebaiknya tidak dibudayakan di Lotim.
Wakil Bupati Lotim, Edwin Hadiwijaya menyampaikan melaksanakan pembangunan lima tahun ke depan tidaklah terlalu lama. Tapi, ia bersama H. Iron siap untuk melaksanakan amanah dan mewujudkan Lotim Smart.
Memimpin daerah dengan jumlah penduduk terbesar di NTB, yakni 1,4 juta jiwa diakui tidaklah mudah. Lotim banyak masalah yang harus diselesaikan. Harapannya dukungan dan kerjasama semua pihak untuk wujudkan semua visi dan misinya lima tahun ke depan. (rus)