Mataram (Suara NTB) – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Mataram menegaskan kesiapannya dalam menghadapi Ujian Sekolah atau US tahun ini. Ujian sekolah di Mataram akan dilaksanakan sekitar bulan Mei 2025.
“Kalau dari persiapan, aman. Sudah kami siapkan semua,” kata Plt. Kepala SMPN 2 Mataram, Ni Nengah Sri Swathi ditemui di Mataram, Jumat (7/3/2025).
Pihaknya juga telah merampungkan pendataan siswa-siswa yang akan mengikuti ujian sekolah. “Sudah clear kelas IX. Meskipun kami tidak UN tetap kami melakukan langkah-langkah pendataan dan sinkronisasi data di Dapodik. Supaya ke depannya tidak kesulitan,” jelasnya.
Pada bulan April nanti, ujarnya, pihaknya akan membentuk tim US yang bertugas memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain saat US. “Dari sisi kepanitiaan sudah ada, siapa yang bagian soal, siapa yang jadi pengawas,” kata Nengah.
Adapun terkait bentuk soal, Nengah mengatakan biasanya SMPN 2 Mataram menggunakan soal pilihan ganda dan uraian. “Kemudian kami juga berbasis teknologi informasi. Artinya tidak menggunakan paper (kertas), tetapi menggunakan quizizz biasanya. Jadi melalui quizizz itulah anak-anak nanti menjawab soal-soal,” ujarnya.
Pihaknya juga menyinggung terkait larangan membawa HP ke sekolah. Dalam hal ini, sekolah akan mengizinkan siswanya untuk membawa HP ke sekolah saat ujian berlangsung. Hal tersebut dilakukan karena nantinya, para siswa akan menggunakan laptop untuk mengerjakan soal dan HP berfungsi sebagai penambatan (tethering).
Diketahui, jumlah siswa kelas IX SMPN 2 Mataram yang akan mengikuti US tahun ini berjumlah 396. Pelaksanaan Ujian Sekolah (US) bagi siswa kelas akhir SD dan SMP di Mataram akan dilaksanakan sekitar bulan Mei 2025. Soal ujian sekolah dibuat oleh masing-masing sekolah.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Syarafudin, S.Pd., M.Pd., pada Selasa, 25 Februari 2025 mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada masing-masing sekolah untuk membuat soal ujian sekolah. Sampai saat ini, Disdik juga belum mendata peserta ujian sekolah. “Soal akan dibuat oleh sekolah masing-masing (bukan oleh Disdik). Belum ada pendataan peserta ujian sekolah,” ujar Syarafudin. (sib)