Tanjung (Suara NTB) – Bulan Ramadan tahun ini, dijalani dengan lebih berat oleh warga Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pasalnya, sudah hampir 2 bulan ini warga tidak lagi mengkonsumsi air bersih lantaran jaringan perpipaan PAMDes di bagian hulu banyak yang hilang karena tertimbun longsor atau hanyut terseret air bah.
Ketua BPD Salut, Suparlan Arrosyid, kepada Suara NTB, Minggu, 9 Maret 2025 mengaku krisis air sudah berlangsung hampir 2 bulan. Intensitas hujan yang tinggi dan terjadi hujan setiap hari menjadi faktor utama terjadinya longsor di sumber air Pamdes Mursemalang.
Longsor terjadi di 27 titik sehingga menghanyutkan pipa di titik tersebut. Itulah awal mula terjadinya krisis air bersih bagi masyarakat Desa Salut sampai hari ini.
“Longsor ada 27 titik dengan perkiraan total pipa yang harus diperbaiki sekitar 500 meter. Butuh waktu dan tenaga untuk memulihkan kondisi tersebut,” kata Suparlan.
Krisis yang terjadi, terangnya, memaksa masyarakat Desa Salut harus memenuhi air bersih kebutuhan sehari-hari dengan swadaya. Yaitu dengan menampung air hujan jika terjadi hujan, serta membeli air yang dijual menggunakan truk. Namun upaya ini tidak mampu dipenuhi oleh semua warga, karena harga tebusnya berkisar Rp 300 ribu – Rp 400 ribu per truk.
Mengingat kondisi bulan puasa dan masih terjadi hujan, warga pun memanfaatkan dengan menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, mencuci dan mandi sejak awal Ramadan.
Di sisi lain, Suparlan menyatakan Pemdes Salut sudah melakukan kontak dengan Pemda c.q BPBD KLU. Namun dipahaminya, distribusi BPBD tidak dilakukan dimungkinkan karena terkendala limitnya anggaran yang disiapkan Pemda.
Untuk diketahui, jumlah dusun di Desa Salut sebanyak 10 dusun (41 RT), bermukim sekitar 5.000 penduduk. Dari jumlah itu, sebanyak 1.800 KK atau 4.130 jiwa terdampak krisis air bersih. Dusun-dusun terdampak meliputi, Dusun Tanak Sebang, Sambik Rindang, Mursinjong, Lokok Beru, Tunjang Besi, Montong Singgan, Montong Kedondong, Salut Timur, Salut Barat, serta Dusun Salut Kendal.
PAMDes Salut melayani sekitar 1.300 pelanggan rumah tangga yang tersebar di 10 dusun. Unit Bisnis Pemdes ini mengambil sumber air dari mata air Mursemalang. Untuk saat ini, harga kubikasi Pamdes Mursemalang ke pelanggan air sebanyak 25.000 per bulan dengan ketentuan semua pelanggan mengisi penuh bak penampung yang dimiliki.
Upaya perbaikan jaringan perpipaan sendiri sudah dilakukan oleh Pemdes Salut melibatkan warga secara bergotong-royong. Warga tiap dusun dijadwal secara bergiliran, melibatkan Pekasih Gunung, Pekasih Lapangan/P3A.
Di sisi lain, upaya perbaikan juga diperkirakan belum optimal karena anggaran pengadaan pipa sejauh ini masih di koordinasikan antara pihak pemerintah desa dengan pemerintah daerah.
“Kami dari Pemdes menerima banyak keluhan karena sulitnya air ini, ditambah kemampuan keuangan warga terbatas untuk membeli air secara rutin dan berbulan-bulan. Maka kami berharap kepada pemerintah, baik Gubernur, Bupati, BPBD, TNI, Polri, Donatur atau relawan apapun supaya memberikan bantuan suplai air kepada warga kami,’’ ujarnya. (ari)