Mataram (Suara NTB) – Ketua Komisi IV DPRD NTB, yang membidangi urusan lingkungan dan pertambangan, mendesak PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk menghentikan sementara seluruh aktivitas operasionalnya. Desakan ini muncul sebagai buntut dari kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan perusahaan tersebut.
Penghentian sementara ini khususnya diminta untuk wilayah operasi di Dodo Rinti, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa Besar, tempat terjadinya kecelakaan yang menimpa sejumlah karyawan pada 5 Maret 2025 lalu.
Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim, menegaskan bahwa perusahaan harus segera mengaudit kelayakan transportasi yang digunakan para pekerja, terutama untuk memastikan tingkat keselamatan kerja di kawasan pertambangan.
“Kalau sudah seperti ini, menurut saya PT AMNT harus menghentikan sementara operasionalnya. Ini perlu dilakukan agar ada waktu untuk mengaudit seluruh armada yang mereka miliki. Jika tidak layak beroperasi, maka sebaiknya tidak digunakan,” ujar Hamdan pada Minggu, 9 Maret 2025.
Menurutnya, sebagai perusahaan bertaraf internasional, PT AMNT seharusnya lebih sigap dalam memperhatikan keselamatan para pekerja. “Seharusnya bus yang tidak layak jalan tidak dioperasikan. Jika tetap digunakan dan menyebabkan kecelakaan seperti ini, apalagi sampai menelan dua korban jiwa, itu sangat disayangkan,” tuturnya.
Hamdan menegaskan bahwa PT AMNT harus bertanggung jawab atas musibah ini, tidak hanya dengan memberikan ucapan belasungkawa, tetapi juga dengan memastikan kebutuhan para korban terpenuhi.
“Saya menegaskan, PT AMNT tidak boleh lepas tangan dengan alasan bahwa kecelakaan ini terjadi di luar kawasan mereka. Ini menyangkut nyawa manusia. Saya sangat menyayangkan kelalaian dalam menjaga keselamatan kerja karyawan, yang akhirnya berujung pada kecelakaan,” tegasnya.
Sebagai bentuk empati, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD NTB ini turut menyampaikan duka cita dan belasungkawa kepada para korban kecelakaan yang menimpa karyawan PT AMNT. (ndi)
