spot_img
Senin, Maret 10, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANSMPN 11 Mataram Tadarusan Al-Qur’an dengan Metode Tutor Sebaya

SMPN 11 Mataram Tadarusan Al-Qur’an dengan Metode Tutor Sebaya

Mataram (Suara NTB) – SMPN 11 Mataram mengisi momen bulan suci Ramadan 1446 H dengan Tadarusan Al-Qur’an. Tadarausan selama bulan Ramadan ini sebagai upaya penanaman nilai-nilai iman dan takwa kepada siswa. Menariknya, pelaksanaan tadarusan Al-Qur’an di SMPN 11 Mataram dengan bimbingan guru serta tutor sebaya.

Tadarusan ini juga sebagai upaya menjalin kebersamaan dan tanggung jawab seluruh guru dan karyawan dalam membina dan menerapkan nilai Al-Qur’ani yang diharapkan dapat membina akhlakul karimah para siswa.

Kepala SMPN 11 Mataram, H. Azizudin pada Senin (10/3/2025) menjelaskan, kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadan ini dimulai dari pukul 08.00 Wita sampai pukul 09.20 Wita dengan pembacaan selawat dan asmaul husna, salat sunah duha, ceramah, dan tadarusan Al-Qur’an yang dilaksanakan di Musala Al-Jihad SMPN 11 Mataram.

“Dalam kegiatan tadarus Al-Quran salah satu metode alternatif yang dapat diterapkan untuk memberdayakan siswa dalam membaca Al-Qur’an adalah dengan metode ‘tutor sebaya’ di mana tutor sebaya ini adalah teman-teman mereka sendiri yang memang memiliki kemampuan lebih di dalam membaca Al-Qur’an,” jelas Azizudin.

Sebagai informasi, tadarus atau membaca Al-Qur’an adalah suatu kegiatan saling menyimak bacaan dari pembaca Al-Qur’an. Menurut istilah tadarus artinya membaca Al-Qur’an secara bersama-sama baik untuk sekedar membaca Al-Qur’an saja maupun untuk mengulang-ulang bacaan untuk dihafalkan.

Melalui metode tutor sebaya siswa yang memilki kemampuan lebih dalam membaca Al-Qur’an dapat menjadi tutor bagi siswa yang kurang mampu dalam membaca Al-Qur’an. Selanjutnya siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk terlibat secara aktif dalam membaca Al-Qur’an.

Sementara guru berperan sebagai fasilitator, pendamping dan sekaligus teman belajar. Peran guru lebih kepada memfasilitasi proses belajar membaca Al-Qur’an daripada menjadi sumber dominan dari proses tersebut. Sebagai fasilitator guru berperan dalam mengkondisikan siswa, serta membantu dalam pembagian kelompok agar merata dan seimbang, sehingga proses tersebut berjalan dengan lancar.

Secara umum kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an terbagi menjadi 4 level. Level pertama siswa lancar membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang sempurna, level kedua siswa lancar membaca Al-Qur’an namun Tajwid belum sempurna, level ketiga siswa terbata-bata membaca Al-Qur’an dan Level keempat Siswa tidak mampu sama sekali membaca Al-Qur’an. Pada level yang keempat merupakan realitas yang tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada siswa yang tidak mampu mebaca Al-Qur’an.

“Hal tersebut menjadi konsentrasi utama dalam kegiatan ini untuk dituntaskan dan menjadi tantangan tersendiri bagi guru Pendidikan Agama Islam untuk mewujudkan bebas buta baca Al-Qur’an,” ujar Azizudin.

Sementara itu guru Pendidikan Agama Islam Fitri Sabekti, bersyukur pelaksanaan kegiatan tadarusan Al-Qur’an dengan sistem tutor sebaya ini berjalan kondusif dan efektif terlihat para siswa mengikuti dengan antusias, didampingi para guru pendamping.

“Semoga dengan dilaksanakan tadarusan Al-Qur’an pada bulan Ramadan ini keimanan dan ketakwaan seluruh kita baik guru dan siswa semakin meningkat dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terbentuk generasi yang religius, berkarakter, dan berakhlak mulia. Amin,” harapnya.

Sementara itu, siswa non-Muslim melaksanakan kegiatan keagamaan di kelas dengan bimbingan guru Pendidikan Agama masing-masing. Setelah selesai kegiatan keagamaan dilanjutkan dengan proses pembelajaran di kelas sesuai jadwal mata pelajaran masing-masing kelas sampai pukul 12.10 Wita dilanjutkan kembali kegiatan keagamaan dengan melaksanakan salat zuhur berjemaah. (ron)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO