spot_img
Rabu, Maret 12, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMKunjungan ke Puskot Mataram Meningkat saat Ramadan

Kunjungan ke Puskot Mataram Meningkat saat Ramadan

Mataram (Suara NTB) – Jumlah kunjungan ke Perpustakaan Kota (Puskot) Mataram meningkat saat bulan Ramadan. Dari rata-rata 40 pengunjung, meningkat menjadi 150 sampai 200 pengunjung setiap hari.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Layanan dan Pembinaan Perpustakaan Kota Mataram, Hj. Nining Ernawati, S.H., ditemui di Mataram, Selasa, 11 Maret 2025 . Ia mengatakan selama bulan Ramadan intensitas kunjungan masyarakat ke Puskot cukup tinggi.

“Kalau kita lihat sebenarnya sebelum itu juga banyak. Bulan ini bulan puasa, kami kira kunjungan akan sepi, ternyata banyak sekali kunjungan selama bulan Ramadan. Pengunjung membaca, meminjam buku. Ada yang mengerjakan tugas-tugas dari kampus mereka,” katanya.

Selain itu, kunjungan dari satuan pendidikan seperti SD, SMP, dan mahasiswa juga tetap ada selama bulan Ramadan. “Namun selama bulan Ramadan tidak selalu banyak kalau kunjungan dari sekolah-sekolah. Yang banyak itu kunjungan-kunjungan umum terutama mahasiswa,” kata Nining.

Saat bulan Ramadan, Nining memperkirakan pengunjung yang datang hanya berkisar sekitar 40-an orang. Namun, pihaknya menerima kunjungan lebiih dari yang diperkirakan

“Kami pikir karena puasa itu (akan) sepi, ternyata banyak. Target kami sih dalam sehari itu 40 pengunjung. Tetapi rata-rata selama satu hari itu lebih dari 40 bahkan pernah waktu itu lebih dari 150-200-an pengunjung saat puasa,” ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya tetap menyesuaikan jam buka dan tutup Puskot selama Ramadan. Hari Senin-Kamis dibuka mulai pukul 08.30 sampai dengan 15.30 Wita. Hari Jumat pada pukul 08.30-11.30 Wita. Hari Sabtu pukul 08.30-12.00. Sedangkan hari Minggu libur.

Puskot Mataram menyediakan tiga ruang layanan berupa layanan baca dewasa, layanan baca anak, dan layanan referensi.

“Ruang difabel kita juga ada. Alhamdulillah gedung ini sudah sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Walaupun Sarprasnya belum lengkap. Tapi kan tidak bisa kita mau langsung lengkap, karena kita juga butuh anggaran,” jelasnya Nining.

Perpustakaan Kota Mataram juga membuka kerja sama dalam hal pemanfaatan buku dengan UMKM, PKK, dan OPD terkait melalui program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

“Kerja sama dengan sekolah-sekolah juga. Jadi sekolah-sekolah yang berkunjung ke sini, kerja sama dengan kami. Kan di sekolah-sekolah itu ada perpustakaan juga. Jadi kami yang akan membina perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekolah,” tuturnya.

Nining menambahkan, tahun ini pihaknya akan menambah sarana prasarana berupa ruang audio visual, dan ruang konten kreator. “Di bawah juga nanti ada ruang serbaguna. Ruang serba guna itu nanti dimanfaatkan untuk seluruh masyarakat umum yang ada di kota Mataram tentunnya. Jadi mereka mau buat kegiatan apa pun nanti di ruang serba guna,” ungkapnya.

Dengan demikian menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan minat baca masyarakat ialah dengan membuat perpustakaan seunik mungkin dann tentunya nyaman. Selain itu, pihaknya kerap memberi penghargaan kepada peminjam buku terbanyak sebagai bentuk apresiasi Puskot terhadap pembaca.

“Jadi dulu karena mungkin jarang sekali mereka menyentuh perpustakaan, minat baca mereka (menjadi) kurang. Apalagi sekarang ada gawai. Namun, dengan adanya buku-buku baru, terus perpustakaannya yang unik mungkin, jadi alhamdulillah Kota Mataram ini menjadi contoh untuk kabupaten/kota lain di NTB,” pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Deposit dan Pengelohan Bahan Pustaka, Puskot Mataram, Kartina, S.S., mengatakan, buku-buku koleksi Perpustakaan Kota Mataram berasal dari pembelian dari APBD Kota dan hibah/hadiah dari luar.

“Kebetulan tahun kemarin ada pengadaan buku anak sekitar 470 eksemplar,” ujarnya.

Saat ini, Perpustakaan Kota Mataram menyediakan sekitar 28-29 ribu buku yang terdiri dari berbagai macam jenis atau genre.

Kartini mengaku, pihaknya kekurangan rak buku dan membutuhkan sekitar 20 rak tambahan. Selain itu, rak buku yang ada saat ini didominasi oleh rak kayu. Sedangkan pihaknya membutuhkan rak yang berbahan besi.

“Jadi rencananya nanti, ini kan masih 16 rak kayu di ruang baca umum, makanya nanti dengan anggaran sedikit-sedikit, kita ganti. Tarik rak kayu kita ganti dengan rak besi,” tandasnya. (sib)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO