PROVINSI NTB kembali terpilih kembali menjadi lokasi intervensi program Inovasi di fase ketiga ini. Program Inovasi adalah kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia untuk memperbaiki kebijakan dan praktik pembelajaran dan membantu Pemerintah Indonesia memastikan bahwa semua siswa di tingkat dasar di Indonesia, tanpa kecuali, menguasai keterampilan dasar.
Kepala Bappeda NTB, Dr. Ir. H. Iswandi M.Si mengatakan, NTB telah menjadi bagian dari program Inovasi sejak fase pertama di 2016 lalu. Kini Provinsi NTB kembali terpilih kembali menjadi lokasi intervensi program Inovasi di fase ketiga. Fokus dalam peningkatan mutu dan hasil layanan pendidikan dasar di SD dan MI fase ketiga ini akan berlangsung hingga tahun 2027 di tiga Kabupaten mitra baru, yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Dompu, dan Kabupaten Bima.
Iswandi sampaikan apresiasi atas kolaborasi yang berkelanjutan ini. Sebab berbagai program Inovasi dalam dua fase sebelumnya mampu mendukung peningkatan kemampuan literasi, dan praktik pembelajaran yang inovatif dan inklusif.
“Dengan bergabungnya tiga kabupaten mitra baru dalam fase ketiga ini diharapkan mampu membawa dampak positif yaitu mampu menjangkau lebih banyak peserta didik di NTB,” kata Iswandi dalam acara sosialisasi tiga kabupaten mitra baru dari program Inovasi NTB Fase ketiga yang berlangsung di Hotel Aston Inn, Rabu, 12 Maret 2025.
Menurutnya, pembangunan pendidikan yang akan dilakukan Inovasi ke depan harus sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditentukan. Dimana saat ini NTB sudah memiliki RPJPD NTB Tahun 2025-2045 yang telah disahkan dalam Perda NTB No.9 Tahun 2024.
“Oleh karena itu menjadi kewajiban kami untuk sosialisasikan perda ini, termasuk yang memuat semua sektor termasuk pembangunan Pendidikan” ujarnya.
Pembangunan pendidikan di dalam RPJPD merupakan implementasi dari misi pertama yaitu mewujudkan transformasi sosial melalui pemenuhan pelayanan dasar yang salah satunya dalam bidang Pendidikan. Hal-hal pokok didalamnya seperti menguatkan sistem pendidikan daerah yang andal dengan penyusunan regulasi dan kebijakan Pendidikan.
Kemudian membangun sistem data yang mendukung dalam mengambil kebijakan yang tepat, mengembangkan Pendidikan karakter, menguatkan layanan pendidikan secara merata, berkualitas, dan inklusif, pemenuhan tenaga pendidik, dan mengembangkan pendidikan vokasi.
“Dan peran inovasi di dalamnya adalah dalam melakukan akselerasi pemenuhan layanan pendidikan di semua tingkatan” tambahnya.
Program Inovasi akan berfokus pada lima aspek utama di bidang pendidikan dasar dan madrasah ibtidaiyah, meliputi kurikulum dan penilaian, praktik mengajar guru, kepemimpinan sekolah/madrasah, kesetaraan gender, serta perubahan iklim.
”Merupakan isu yang sangat krusial yang saat ini menjadi permasalahan global. Tepat bagi Inovasi untuk mengintegrasikan isu perubahan iklim dalam kurikulum untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sejak dini”, tambahnya.
Kepala Bappeda NTB menegaskan bahwa Pemprov NTB akan memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program Inovasi fase ketiga ini. Dan berharap kedepannya kegiatan ini akan diikuti oleh lembaga-lembaga kerjasama serta mitra kerja yang lainnya.
”Tidak hanya terbatas pada pendidikan dasar dan ibtidaiyah, juga akan menyentuh anak-anak kita pada jenjang pendidikan menengah dan dalam pendidikan inklusif” pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB Dr. H. Aidy Furqan menyampaikan, bahwa capaian literasi dan numerasi NTB saat ini masih di bawah rata-rata nasional. Oleh karena itu ia berharap agar program Inovasi jadi bagian yang menjadi jembatan antara provinsi dan kabupaten/kota untuk mengakselerasi peningkatannya. Juga berharap adanya dukungan untuk disabilitas dalam sekolah inklusif.
“Angka anak berkebutuhan khusus lima tahun ini cukup tinggi, jadi kami telah menambah SD disabilitas, salah satunya di Kabupaten Lombok Utara. Lebih-lebih di Kabupaten Bima dan kabupaten Dompu SLB-nya banyak sekali,” ujarnya.(ris)