Mataram (Suara NTB) – NTB berpeluang batal menjadi tuan rumah Festival Olahraga Masyarakat Nasional atau Fornas VIII 2025. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pendapat antara Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi) nasional sebagai penyelenggara dan Pemprov NTB sebagai tuan rumah.
Sekda NTB, Drs. H.Lalu Gita Ariadi, M.Si., mengatakan pihak Korminas menginginkan Fornas dilaksanakan terpusat di Mandalika, Lombok Tengah. Sementara, Pemprov NTB menginginkan pemerataan, yaitu dilaksanakan di 10 kabupaten/kota di NTB.
“Kita siap jadi tuan rumah ketika kita memiliki konsep dan komitmen yang sama dulu dengan Korminas. Nah, sekarang ketika konsep yang ingin ditawarkan oleh Korminas berbeda dengan konsep awal, kita perlu duduk lebih serius,” ujarnya.
Pemerataan kegiatan di seluruh kabupaten/kota khususnya di Pulau Lombok, seperti sekitar Gunung Rinjani, Gili Trawangan, Sekotong, hingga Kota Mataram akan mengurangi biaya dan menjadi ajang promosi potensi pariwisata daerah. Namun, Korminas berencana untuk menyentralisasi seluruh event di Mandalika, yang dinilai bisa menambah beban dan kekurangan tempat penginapan.
“Dengan menyebar itu terkandung misi kita mempromosikan destinasi pariwisata kita. Ada olahraga yang dilaksanakan di atas gunung rinjani sana. Ada yang di Gili Trawangan bawah airnya, ada di Sekotong, Loteng, ada di Kota Mataram. Dan juga memilih itu berdasarkan ketersediaan sarana prasarana pendukung lainnya termasuk tempat menginap. Kalau mau semua disentralkan di sana nah kan hotel terbatas,” bebernya.
Gita menyatakan, meskipun daerah NTB menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah, namun komunikasi dan koordinasi dengan Korminas dinilai belum utuh. Hal ini disebabkan oleh pergantian pengurus di korminas pusat yang baru saja dilantik, yang menyebabkan konsolidasi personal, organisasi, dan program belum sepenuhnya terlaksana.
“Kalau mereka masih sebagai pengurus baru, fokus pada konsolidasi personal organisasi dan program, maka nampaknya beda kepentingan dengan kita yang sisa waktu ini ingin fokus pada persiapan teknis. Kalau ingin tidak ketemu ya lebih baik kita minta tunda atau kami mundur dari tuan rumah,” jelasnya.
Korminas, kanjut Gita juga belum memberikan informasi yang jelas mengenai jumlah peserta, daerah yang ikut, serta induk organisasi yang akan berpartisipasi. Hingga saat ini, NTB merasa belum ada pembahasan mendalam mengenai rincian event yang seharusnya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Apalagi, agenda ini akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan, tepatnya akan dilaksanakan pada Juli 2025 mendatang.
Oleh sebab itu, mantan Pj Gubernur NTB ini meminta ketegasan dari Korminas selaku pemilik acara untuk membereskan dan menyatukan pendapat terkait agenda yang akan berlangsung selama 1-7 Juli 2025.
“Jangankan estimasi peserta, siapa yang ikut saja Korminas belun memberikan, sementara event ini event mereka, kita hanya jadi tuan rumah, jadi berapa daerah yang ikut, berapa induk organisasi berpartisipasi dan lain sebagianya kita belum bahas sampai situ,” pungkasnya. (era)