Dompu (Suara NTB) – Taman Nasional Tambora sudah berusia 10 tahun dan menjadi unit termuda diantara taman nasional Indonesia. Dengan luas wilayah 71 ribu ha, Kawasan Taman Nasional Tambora saat ini tidak mengalami degradasi atas konsistensi penjagaan yang dilakukan bersama TNI.
“Secara khusus saya sampaikan terimakasih kepada Dandim 1614/Dompu beserta tim yang telah 2 tahun terakhir membersamai kami. Bagaimana memetamorfosa Tambora yang dulu identic sebagai tempat buangan untuk bertugas bagi kami di Kehutanan, sekarang jadi tempat tujuan. Karena bekerja di Tambora saat ini tinggal menjaga konsistensi dan semangat kita untuk menjaga tapak. Ini adalah capaian yang luar biasa yang sudah kita wujudkan di tahun ke 10 pengelolaan Taman Nasional Tambora. Alhamdulillah 71 ribu ha Kawasan Taman Nasional Tambora saat ini, satu jengkalpun tidak akan mengalami dekradasi. Karena teman – teman kami, bersama TNI secara konsistensi, berjaga 24 jam,” kata Kepala Balai Taman Nasional Tambora, Deny Rahadi, S.Hut, MSI saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Bakti Rimbawan ke 42 dan Satu Dekade Taman Nasional Tambora di halaman kantornya di Dompu, Senin, 17 Maret 2025.
Dalam penjagaan Kawasan Taman Nasional Tambora, Balai memaliki pasukan Manggala Agni atau pasukan pengendali api hutan Indonesia. Di Taman Nasional Tambora berjumlah 1 regu dengan 15 orang anggota. Pasukan ini bekerjasama dengan Polisi Kehutanan (Polhut), dan TNI yang jumlahnya cukup kuat membantu di tingkat tapak.
Taman Nasional Tambora juga memiliki bargaining position yang cukup kuat di tingkat nasional. Proses reorganisasi perubahan nomenklatur, pemisahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Taman Nasional masih ada dan eksis dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru Kementerian Kehutanan. “Ini adalah capaian yang luar biasa, menjadi penilaian pusat dan menjadi parameter bahwa kita dianggap mampu untuk mengelola tapak,” katanya.
Hal ini, lanjut Deny, tidak lepas dari sinergi, kolaborasi dan kebersamaan yang dibangun selama ini. Sehingga tidak heran, saat ini Balai Taman Nasional Tambora menjadi incaran tempat mengabdi dan menjadi tujuan tempat mengabdikan diri sebagai rimbawan.
Pada peringatan Hari Bakti Rimbawan ke 42 dan satu decade Taman Nasional Tambora, juga dilaunching aplikasi e-SIMAKSI (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi) Tambora. Aplikasi yang bisa didownload di handphone (HP) ini bisa digunakan oleh pengunjung yang ingin mendaki atau melakukan penelitian. Balai Taman Nasional juga tetap konsisten menjalankan program Tambora goes to scool untuk mengenalkan Taman Nasional Tambora dan mengedukasi pelajar dalam menjaga alam dan lingkungan. Kegiatan ini difokuskan pada sekolah di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Karena Taman Nasional Tambora mencakup wilayah administrasi Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. (ula)