Mataram (Suara NTB) – Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial menjelang Ramadan semakin meningkat. Dinas Sosial Kota Mataram, berhasil mengamankan 36 anak jalanan, gepeng, dan pengemis. Mereka yang terjaring berasal dari luar kota.
Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Lalu Syamsul Adnan mengakui, jumlah penyakit masalah kesejahteraan sosial menjelang lebaran semakin meningkat. Fenomena ini hampir terjadi setiap tahun. Petugas intens menggelar razia dan berhasil menjaring 36 anak jalanan, gepeng, dan pengemis terjaring. ‘’Menjelang akhir Ramadan lebih banyak yang keluar, sehingga kita semakin gencar,’’ terangnya dikonfirmasi pada, Senin, 17 Maret 2025.
PMKS kata dia, sebagian berasal dari Pulau Jawa. Mereka meminta-minta ke pengendara atau pengunjung pusat perbelanjaan karena kesulitan keuangan. Syamsul mengatakan, anjal (manusia silver,red) yang kesulitan uang untuk pulang lebaran akan dibantu. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi NTB, untuk memulangkan mereka ke kampung halamannya. ‘’Berbeda halnya kalau memang niatnya untuk menjadi manusia silver untuk cari uang. Kita bekerja sama dengan kepolisian dan Sat Pol PP untuk mengamankan,” terangnya.
Saat ini sambung Syamsul, masih mengidentifikasi jumlah serta motif anak jalanan maupun gepeng yang beraksi di Kota Mataram. Terkait badut yang beroperasi di persimpangan jalan dan SPBU diakui, ada yang berasal dari Kota Mataram. Badut yang tertangkap akan disita peralatannya dan diminta menandatangani surat pernyataan, agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.
‘’Kalau badut anak-anak dipanggil orang tuanya untuk menandatangani surat pernyataan. Badut dewasa akan dipanggil lurah atau kadesnya menandatangani surat pernyataan untuk mengawasi warganya,” jelasnya.
Dikatakan, petugas masih kucing-kucingan menertibkan anjal,gepeng,dan pengemis di Kota Mataram. Jumlahnya semakin meningkat menjelang lebaran dan lokasinya semakin luas. Mantan Camat Sandubaya mengatakan, sepanjang Jalan Pejanggik terutama di Lingkungan Pajang, Kelurahan Pejanggik, steril dari gepeng dan pengemis, justru dijadikan tempat untuk meminta-minta. Pihaknya akan mengintensifkan pengawasan di sejumlah lokasi di Kota Mataram. Tujuannya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat. (cem)