Praya (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) membutuhkan anggaran sekitar Rp 150 miliar untuk menjawab persoalan infrastruktur kesehatan dan pendidikan yang terjadi saat ini. Rincianya, Rp100 miliar untuk perbaikan sarana dan prasarana pendidikan berupa perbaikan bangunan sekolah. Sementara Rp 50 miliar sisanya untuk perbaikan bangunan puskesmas serta pembangunan enam puskesmas baru di Loteng.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Loteng H. Lalu Wiranata, saat ditemui Suara NTB di ruang kerjanya, Senin, 17 Maret 2025.
Ia mengungkapkan untuk fasilitas sekolah saat ini ada sekitar 100 lebih sekolah di daerah ini yang bangunannya butuh perbaikan. Kemudian setidaknya ada lima puskesmas yang perlu di-upgrade bangunannya supaya memenuhi standar kesehatan. “Kita juga ada rencana menambah enam puskesmas baru. Dan, itu juga butuh anggaran yang tidak sedikit,” terangnya.
Penambahan puskesmas baru tersebut diperlukan untuk memenuhi standar minimum layanan kesehatan. Mengingat, saat ini jumlah puskesmas di Loteng masih kurang. Belum memenuhi standar minimum layanan kesehatan, karena dengan jumlah penduduk sebesar 1,06 juta jiwa, Loteng setidaknya memiliki 36 puskesmas.
Sedangkan yang sudah ada sekarang baru 29 puskesmas. Itupun belum semuanya sudah terstandar bangunannya. “Tahun ini ada satu puskesmas baru yang akan dibangun. Lokasinya di Desa Pengembur. Jadi butuh tambahan enam puskesmas baru lagi. Baru bisa memenuhi standar layanan minimum kesehatan yakni satu puskesmas melayani 30 ribu penduduk,” sebut Wiranata.
Pemkab Loteng menjadikan pemenuhan standar layanan minimum kesehatan serta perbaikan fasiliitas pendidikan sebagai prioritas. Dengan target tuntas dalam dua atau tiga tahun ke depan. Sebagai bagian dari program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi fokus pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Loteng H.Lalu Pathul Bahri, S.IP.M.AP – Dr. H.M. Nursiah, S.Sos.M.Si., di periode kedua ini.
Untuk anggarannya, ungkapnya, sudah diinventarisir dan diproyeksikan sumber-sumbernya dengan sumber utama diupayakan melalui Dana Aloksi Umum (DAU) yang dimiliki Loteng. “Target kita dalam tiga tahun ke depan, persoalan infrastruktur kesehatan dan pendidikan sudah bisa dituntaskan. Minimal sudah memenuhi standar minimum yang ada,” pungkasnya. (kir)